Ketika aku memahami, rekam jejak hidup seseorang,
yang masih hidup atau telah di sisi Illahi, suka aku bertanya pada diriku
sendiri. “Aku mengaguminya..Mereka memang pantas dikagumi, mereka orang hebat,
kaya, sukses, glamour, permintaan tinggal sim salabim. Lalu apa orang-orang
setelah aku yang melihat rekam jejak hidupku akan mengagumiku?”
Datang begitu
saja, lalu tertutup rapat-rapat lagi dalam kekosongan fikiran kala itu.
***
TANDA
TANYA?
Semasa
hidup ini berjalan, aku banyak menemukan suatu keganjilan. Banyak tanda tanya
besar yang terngiang di pikirku.
“Kenapa orang miskin harus bersusah payah mencari
sesuap nasi sedangkan orang kaya rakus dalam menggali harta, sampai-sampai
belum ‘rasanya’ cukup... banyak orang-orang yang berpendidikan tinggi melakukan
hal-hal yang sebenarnya ‘untuk apa lagi’ dilakukan tapi tetap saja dilakukan.
Sesuka hati malah, dan itu terbongkar saat dia telah merasakan ‘manisnya’ uang
rakyat. Kenapa harus begitu?”
“Kenapa orang miskin hanya ingin dikasihani dan
mengapa orang miskin rasanya begitu takut jika menghadapi orang-orang yang
berkekuatan ekonomi lebih darinya, sedangkan orang kaya bisa sesuka hati
menginjak-nginjak orang yang dibawahnya tanpa sekalipun memikirkan perasaan
hati kecil orang yang mendzholiminya?
“Kenapa....”
Sempat
tanda tanya itu terpotong ketika aku melihat seberkasa cahaya.
“Di
sana..”
Telunjukku
mengarah ke arah depan, di sana ya tepatnya, aku coba mendekat dan melihatnya
lebih dekat...
TANDA
SERU!
Terlihat
makhluk yang sekujur tubuhnya tak nampak, hanya kepalanya saja yang terlihat
itu pun blur . Dia sempat berkata
“Itulah dunia sayang...Allah Maha Adil, yang baik
dipasangkan dengan yang jelek, kaya-miskin, banyak-sedikit, rakus-hemat,
pahala-dosa. Ketika orang miskin, kurang dipenuhi dalam hal harta, mereka
bersabar dan bekerja keras, kesabaan itulah yang bisa mengahantarkan ke pintu
surga. Sedangkan ketamakan duniawi orang kaya tidak ada artinya, karena hanya
baik untuk dunia saja...”
Mulutku
hanya mengode setuju dengan menyerupai huruf O, dalam sekejap cahaya itu
hilang... wajahnya yang memancarkan cahaya bak ditelan bumi, aku hanya terpaku
disana.
Sendiri
Sendiri
Di tempat itu...
Berjalan
Berlari
Lalu jatuh
...
“Biarlah
rekam jejak hidupku berjalan di jalan yang berbeda, tak perlu dikagumi orang,
karena orang yang mengagumiku pasti akan berakhir seperti aku. Terlalu sombong
rasanya aku di masa dunia hanya berpikir definisi orang kaya dan miskin
sedangkan aku hanya menonton.”
“Tergelincir
dari sesuatu yang nampaknya tak perlu difikirkan”
TITIK.
STRIP STRIP STRIP
ENDING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar