“Wanita adalah hiasan
dunia dengan sejuta keindahannya. Keindahan yang dipancarkan wanita telah
sepatutnya dijaga, bukan diumbar. Dijaga indah tubuhnya dengan jilbab nya yang
tergerai, dijaga elok hatinya dengan kelembutan dan kesolehannya, dijaga
lisannya dengan ucapan yang mengandung maslahat banyak, dijaga matanya untuk
pandangan yang dimuhrimkan dan dijaga segala gerak-geriknya dengan laku lampah
yang baik.”
“Wanita itu bukan barang yang
seenaknya dipakai lalu dibuang begitu saja.” Ucap seorang penceramah di akhir
ceramahnya.
***
Sayup-sayup pagi terlukis begitu
sempurna dengan nampaknya sang fajar, cuit-cuit burung burung kecil yang
hinggap di pepohonan besar menambah euforia
pagi itu. Senyuman menguntai setiap rumah yang memandang embun di butanya
hari itu. Begitu indah, indah sekali.
Tepat pukul 04.00 WIB. Sunyi,
senyap. Gemericik tetes-tetes air hujan semalam masih menapaki genteng masjid perumahan
yang bisa dibilang ‘Elite’. KOSONG
masjid pagi itu. Setengah jam kemudian muncul bayang-bayang diantara sorot
lampu malam menuju masjid tersebut, seorang pria yang bergegas menuju masjid
yang masih sunyi.
“Astagfirullah...Telat 5 menit, kena
marah Allah...” sesalnya.
***
Tepat pukul 07.00 WIT. Ramai, sibuk.
Berlalu lalang orang-orang kala itu, ada yang mengendarai mobil dengan berpakaian
rapi, ada yang mengendarai motor dengan berpakaian santai, ada yang menaiki
sepeda dengan pakaian seragamnya, ada yang menaiki angkutan umum dengan pakaian
kucelnya dan ada pula yang berjalan kaki waktu itu, rambutnya dibiarkan tergerai
indah dengan pakaian kantornya yang cukup minim.
“Astaga...Telat 5 menit, bisa kena
marah bos...” sesalnya.
***
Adzan mengumandangi langit subuh,
lantunan adzannya diikuti makhraj yang baik. Seisi pria di perumahan tersebut
bergegas menuju pusat adzan. Air wudhu membasuh setiap wajah yang masih
dilimbungi rasa kantuk mendalam.
“ALLOHUAKBAR...” Takbir mengawali
shalat subuh hari itu.
Seusai shalat wajib dua rakaat, do’a
terucap pelan di hati masing-masing insan, saling beradu kekhusyuan tuk
mencapai ridho Allah semata. Pria itu yang paling muda, namun dituakan. Pria
itu yang selalu ditunjuk jadi imam. Pria itu yang jadi penggebrak semangat
berjihad...Ya begitulah pria itu.
***
Masih cukup pagi setibanya sang
wanita itu di kantor kebanggaannya.
“Pagi bu..”
“Pagi bos..”
“Pagi mba...”
Segala sapaan terayun ramah dari
karyawan, anak buah bahkan pembantu perusahaan itu. Semua menghormati wanita
yang menjabat sebagai atasannya itu, walau banyak yang menyapanya ‘bos’ tapi
dia bukan bos sebenarnya...selevel di bawah bos, dia adalah seorang manager.
Etos kerjanya tinggi, padahal baru 6
bulan ia diterima di perusahaan itu. Oleh karena itu di samping banyak yang
menghormatinya, banyak juga yang mencibirnya, menggosipinya dan memfitnahnya di
belakang. Tapi wanita itu pantang menyerah, selalu ada semangat yang berkobar
di jiwanya untuk senantiasa bekerja keras menghidupi ayah nya yang sudah tua,
dia jadi tulang punggung keluarga..Ya begitulah wanita itu.
****
Dunia ini diciptakan sempurna oleh
sang penguasa alam, selalu ada yang baik dan buruk, selalu ada yang jadi buruk
dari yang baik, dan selalu ada yang baik dari yang buruk. Oleh karenanya,
segala kesempurnaan disempurnakan oleh sang Illahi.
-PRIA-
“Ananda...sudah 25 umurmu, sudah
soleh akhlaq mu, kapan kamu menikah?” tanya seorang wanita berwajah sendu dan telah
bergaris-garis keriput di sebagian sudut wajahnya.
“Kuasa Allah Mi, Zayn hanya berusaha
tapi Allah yang menentukan” jawabnya sambil menatap ibunya yang dipanggil ‘Ummi’
dengan mata berkaca-kaca.
Ustadz Zayn, panggilan orang-orang
di sekitarnya padanya. Dia memang lulusan sekolah tinggi Islam, sudah mapan
akhlaqnya, sudah banyak yang mendambakan dirinya jadi pendamping hidup para
wanita, namun hatinya belum terketuk oleh setiap cinta yang datang.
“Nunggu aja...InsyaAllah, Allah menciptakan
segala sesuatu berpasang-pasangan” hati pria itu berbicara.
Dakwah yang disampaikannya selalu
menyenggol masalah wanita akhir zaman, oleh karena itu setiap wanita yang
mendengar dakwah Zayn selalu luluh dengan apa yang disampaikannya. Banyak yang
jadi berjilbab karena dakwah yang banyak dikagumi itu...
Itulah
dia-
-WANITA-
“Bekerja..bekerja..bekerja terus
kamu Alis, kapan mikirin kebahagiaan hidupmu?” tanya lelaki yang dijuluki Bapak
tersebut.
“Ah..gausah mikirin Alis dulu lah
pak, toh baru 22 umurku. Aku lebih mentingin bapak, sudah 15 tahun bapak hidup
sendiri, kapan mencari ibu baru buat aku...” timpalnya pada bapaknya.
Bapaknya pun hanya terdiam dan
menunduk.
***
“Darimana Abi? Baru sekarang
pulangnya?”
“GAPERLU TAU! URUSAN AKU!”
“Perlu aku tau Bi, Apa jangan-jangan
kamu selingkuh dengan wanita lain?!”
“KENAPA SIH SELALU BERFIKIR YANG
ANEH GINI KAMU, KAMU SALAH!!”
“Abi..Ummi kan cuma nanya, kenaa
emosi gitu...Berarti, Abi mengakui...”
“TERSERAH, AKU GA NGERASA SALAH.
KITA UDAH GA COCOK LAGI. AKU INGIN KITA CERAI!”
Zayn memeluk umminya yang berderaian
air mata, entah apa yang harus dilakukannya lagi kepada abinya lagi...,
sebenarnya ingin Zayn membentak abi nya yang jahat itu, tapi ia tidak ingin
melukai hati abinya. Tapi ini sudah keterlaluan, begitu mudahnya ia mengatakan
kata CERAI padahal telah sepenuhnya ia yang salah, larut malam terus dirinya
pulang.
“Dia memang bermain wanita di belakang
ummi... Pernah aku lihat seminggu lalu...Ingin aku beritahu ini ke ummi, tapi
haruskah hatiku melukai hati seorang wanita yang aku cintai...” Hati Zayn
berkata.
Sejak saat itu sang abi hilang entah
kemana, Zayn hanya mengelus dada dan
senantiasa menguatkan setiap hari-hari ummi yang penuh dengan kehampaan.
Tercurahlah isi hatinya di sebuah
media sosial berlogo huruf F
Wanita pantas tuk dihargai. Aku menghargai
segala bagian dalam diri mereka...Setiap kasih sayang yang diberi bak berlian
yang bernilai tinggi. Lalu begitu tega kah berlian itu dihancurkan? Dihancurkan
dengan sebuah linangan bulir netra dari sang wanita...
Terposlah curahan hatinya.
Kenapa Zayn?
5
menit kemudian, berkomentarlah seseorang di statusnya.
Halo Lis, sudah lama tak bersua...Ya hanya
ada nikmat Allah yang datang”
Zayn
pun menjawab lagi komentar orang itu, dia adalah teman lama Zayn saat masa-masa
remaja dulu, namun teman lamanya itu kembali ke daerah asalnya, Maluku. Namanya
Alis.
Iya juga ya Zayn, aku denger-denger kamu
jadi ustadz ya sekarang? Wow patut bangga aku jadi sahabatmu... Ayo ceritakan
padaku di inbox aja.
-INBOX-
Ibuku cerai Lis, padahal baru 25 tahun usia
pernikahannya. Sekarang dia baru berumur 45...
Zayn
membuka perbincangannya dengan Alis
Oh iya? Semoga Tuhan memberkatimu Zayn.
Selalu ada yang indah pada waktunya nanti.
Alis
menjawabnya dengan romansa kaget.
Kau tahu, ayahku pun sudah 15 tahun lalu
bercerai dengan ibuku yang sekarang telah punya keluarga baru, umurnya sudah
kepala 6. Aku iba melihat hari-harinya yang dilaluinya dengan sendiri.
---
Astagfirullah...semoga ayahmu
dikuatkan, aku pernah membaca suatu artikel, dikatakan bahwa ‘Jodoh adalah
ketetapan yang Kuasa, oleh karena itu berapapun lama usia pernikahan atau usia
pacaran sepasang manusia belum tentu mereka berjodoh..’.
---
Wah memang benar itu.. Berarti
ayahku bukan jodoh dengan ibuku kali ya
---
Wallahualam Lis. Semoga diberi
kekuatan terus ya orang tua kita...
---
AMIN. Zayn aku punya ide bagus! Kita
jodohkan saja orang tua kita....!!!
---
-OFF-
Zayn kira hatinya cukup sedikit lega,
dia pun keluar dari media sosial tersebut. Seharusnya dia menutupi nikmat Allah
bukan diumbar ke orang lain, walaupun itu sahabat sejati. “Astagfirullah...”
hanya istigfar yang dapat terucap.
***
“Bu...besok Zayn diundang berdakwah
di daerah Maluku.. Apa ibu tidak keberatan dengan hal ini?” tanya Zayn sopan
pada ibunya.
“Tidak apa nak, berjihad adalah yang
utama..hati-hati ya nak...” pesan ibu pada Zayn.
-KEESOKAN
HARI-
Cukup lama Zayn menghabiskan
waktunya di pesawat dan tiba lah dirinya di daerah Maluku.
“Daerah
rempah rempah, begitu mempesona...Daerah yang pernah dipijaki para pedagang,
pengembara dan penguasa islam di Nusantara silam, Oh Maluku...Disinikah aku kan
mendapatkan jodohku...”Pikiran Zayn berangan kemana-mana..
Seusai tiba di Maluku, dirinya baru
ingat ada teman lamanya yang tinggal disini.
*CALL*
#Kringggggggg#
Bunyi telepon genggam terdengar Zayn
di balik hadapannya.
Zayn berbalikbadan dan memandang seorang
wanita di depannya yang menggenggam dan memencet tombol hp nya.
“Ya Hallo?” Ucap wanita itu di ujung
telefon.
Zayn memandang kawan lamanya itu
dengan aura rindu luar biasa, tak terkira rasanya, sudah seperti jodoh bertemu
di tempat yang sama.
Cepat dimatikan ujung telefon oleh Zayn,
dan Zayn memanggil Alis di hadapannya sekarang, yang kiranya hanya terpaut 3
meter.
“Alis....!”
Alis pun menengok daaaaaan....
“Zaaaaayyyyyyynnnnnn....Zayn kah???
ZAAAAYYYYYYNNNN!!! KENAPA KAMU GABILANG KE AKU MAU KE MALUKUUUUUUUUUU!!!”
Teriak Alis kegirangan di depan Zayn, orang-orang di sekitar hanya melihat nya
penuh ketidakjelasan.
“Aneh”.”Gatau malu tu
cewe”.”Gila”.”Toa banget suaranya”. Umpat orang-orang pelan.
“Aduh maafkan aku...Aku diundang
dakwah di Maluku, ohya setengah jam lagi acaranya...Antarkan aku dong ke alamat
ini..” Pinta Zayn sambil memperlihatkan kertas alamat yang mengundang
dakwahnya.
“SIAP USTADZZZZZAYN” Teriak lagi
Alis dengan tak kalah kerasnya dari yang tadi.
Reaksi orang-orang makin tidak
karuan kepada mereka berdua.
***
Setibanya mereka berdua di alamat
yang dituju, Ustadz Zayn disambut hangat oleh orang-orang disana...Gembiralah
Zayn dalam berdakwah disana, tak luput antusias penonton pada ceramah Ustadz
Zayn. Alis hanya menatap bangga Zayn sambil mendengar serius dakwah Zayn,
padahal dia Non-Is.
“Wanita
sholehah di islam adalah wanita yang ditinggikan derajatnya oleh sang kuasa.
Subhanallah kan bapak, ibu... Oleh karena itu ibu-ibu ingin kan jadi wanita
sholehah? Tutupilah aurat sebaik mungkin dengan jilbab dan jaga akhlaq dengan
kesolehan ibu-ibu yaaa...Nah kalau sudah sesolehah itu, hebat nantinya... Sudah
disayang Allah, disayang pula dengan suami...heheheh”
Alis tersenyum kecil sekaligus
hatinya terketuk dan mendapat hidayah, semenjak dakwah yang didengarkannya itu,
Alis seakan mendapat hidayah dan masuk ke agama islam.
“Aku bangga padamu Lis,
Alhamdulillah...” Kata Zayn setelah melihat perubahan kawan lamanya yang tak
terkira.
Terhitung sudah 2 minggu Zayn di
Maluku, dan telah 2 minggu pula Alis jadi seorang muslimah, segala laku
lampahnya sudah baik apalagi pakaiannya yang menutupi auratnya.
“Zayn, kita jodohkan ayah ibu kita
yuk..” kata Alis pada saat mereka berjalan-jalan di taman Maluku.
Zayn hanya terdiam.
***
“Ibu gamau Zayn...”
Tolak ibu di sela telefon Zayn. Zayn
gagal menawarkan ide cemerlang kawannya itu.
“Ada-ada aja kamu Lis!”
Bentak ayah kepada Alis yang sama
menawarkan niat baiknya tetapi akhirnya gagal.
***
Zayn dan Alis sama-sama kecewa,
mereka pun saling bercerita jawaban akhirnya yang sama-sama tidak mengenakan.
“SAMA”
Ucap mereka bersamaan, ya memang
jawaban dari kedua pihak yang mereka tawarkan hasilnya sama, DITOLAK. Akhirnya
mereka hanya terpekur di dinginnya malam Taman Maluku.
“Aku sedikit sedih..” kata Zayn pada
Alis.
“Ya..” Jawab Alis mengikuti jawaban
Zayn.
“Tapi aku pun sedikit bahagia...”
Zayn membuat penasaran Alis.
Alis hanya menatap wajah bersih Zayn
dengan tatapan aneh.
“Aku ingin menjadikan kamu sebagai
pendamping hidupku kelak..maukah kau menerima tawaranku?” Pinta Ustad Zayn
memberi ledakan kepada hati Alis.
“Kau tahu..Aku pun sebenarnya
menyimpan rasa yang sama terhadapmu”
Zayn pun hanya takjub dan berucap
syukur dibawah cahaya bulan yang mengungkap sebuah cinta sahabat lama...
***
Digelarlah pesta pernikahan agamis
antara Zayn dan Alis, sepasang kawan lama yang kini menyatukan hati yang sama.
“Jazakallah khair Ya Rabb..Kau
mendengar doaku...Maluku, kau lah pelabuhan cintaku” Ucap Zayn haru sambil
mengecup dahi Alis yang telah menjadi muhrim di tengah-tengah pesta
pernikahannya.
“AKAN JADI PERTAMA DAN TERAKHIR....”
Janji setia mereka berdua di pernikahannya.
“InsyaAllah....” tambah ucapan dari
Ummi Zayn dan Ayah Alis sambil tersenyum bersama di hari bahagia anak-anaknya
itu.
MALUKU...
KAU LAH SAKSI JODOHKU
ALIS
KAULAH PELABUHAN
CINTAKU...
JODOH...
DIMANAPUN ADANYA...
SIAPA YANG TAHU ?
KETETAPAN ALLAH
SEMATA...
***-ENDING-***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar