Hy perkenalkan
namaku Gita Amanda, aku biasa dipanggil Gigi. Aku adalah anak paling bungsu di
keluargaku, umurku 9 tahun, aku duduk di bangku kelas 3 sekolah swasta islam. aku punya dua kakak, namanya Ka Rio dan Ka
Cantika, mereka berbeda 180 derajat, Ka Rio super jail padaku, ia duduk di bangku
kelas 6 SD. Aku gatau harus berbuat apa lagi biar ga digangguin dia terus,
sebel sebel sebel. Tapi, untungnya kalo aku diliatin Ka Cantika sedang diganggu
Ka Rio, dia membelaku, dia balik mengerjai Ka Rio. Ka Cantika sekarang adalah
yang tertua diantara kami , umurnya 15 tahun, ia duduk di bangku kelas 1 SMA
Daarus Salam.
“Hehehe biar adil..” Kata Ka Cantika
padaku, aku hanya tersenyum kecil padanya.
Ketika aku sedang bermain bersama
boneka-boneka kesayanganku, aku diganggu oleh suara parau kakaku yang nakal,
lagi lagi -_-
“Hey anak cantik sini siniiii...” panggil Ka Rio
padaku, ia menggenggam sebuah permen.
“Wah
enak juga tuh.” Pikirku dalam hati.
Aku
berlari ke arahnya meninggalkan boneka-boneka ku.
“Sebentar
ya Cici, Lili, Sisi.. aku gaakan lama kok.” Kataku bicara ke boneka-boneka ku,
Cici itu panggilan boneka kelinciku, Lili itu panggilan boneka ikan ku dan Sisi
panggilan boneka beruangku, mereka lucu-lucu seperti aku hihihi.
Ketika
aku sudah mendekat, tiba-tiba tangan kanan Ka Rio yang menggenggam sebuah
permen ia ganti dengan memberiku mainan ular yang telah digenggam sedari tadi
di belakang badannya oleh tangan kiri.
“Ini
anak maniiis...” berinya padaku
Sontak
aku berlari histeris, dia pun mengikuti larian ku, dan akhirnya aku pun
tertangkap.
“iiih kakaaa... aku takut, jangan
deket-deketin aku sama itu, huhuhu” rayuku sambil menangis layaknya anak bayi yang ingin diupah susu ke
ibunya.
“Hahaha, anak manis ini aku tangkap
juga, tenang –tenang, ini Cuma mainan...hahaha” Katanya sambil tertawa puas.
“Huhuhu...” tak berhenti aku
menangis.
“Cup cup cup, nih nih kaka punya
permen..mau ya? Asal jangan nangis lagi ya.” Rayunya
padaku agar berhenti menangis.
padaku agar berhenti menangis.
Tanpa berfikir panjang, aku pun
langsung mengambil permennya, tapi.. lagi lagi..
“Eittt... bilang makasih dulu dong
ke kakamu yang paling ganteng ini,hihi.” katanya padaku.
“Rio.. sudahlah beri saja padanya,
atau kalau kamu masih mengganggu Gigi, kita perang bantal lagi nih?” Bela Ka
Cantika padaku dihadapan Ka Rio.
Aku hanya cekikian melihat ekspresi
Ka Rio, lalu kuambil dengan mudah permennya lagi dan kembali ke duniaku,
bermain boneka seraya mengelus-ngelus 3 boneka kesayanganku.
“Ampuuuun kaaaaaak...” Teriak Kak Rio
yang langsung masuk ke kamarnya yang super kapal pecah, berantakaaaaan banget.
Cekikikan ku bertambah keras melihat
ekspresinya yang semakin tidak karuan.
“Thank
you ya ka Cantika, untung kaka dateng kalo engga Ka Rio pasti gangguin aku
terus.” Kataku sambil memberikan senyuman ku yang paling lebar.
“ Haha iya you’re welcome sayang, eh eh btw kaka punya ide nih buat ngerjain
Rio...” suaranya berbisik padaku.
“ Wah wah wah, setuju banget tuh...
gimana-gimana ka?” tanyaku kepo
padanya.
“Sssssttt nanti malam saja ya
sekitar jam 7, selesai shalat isya dan makan malam keluarga, kamu ke kamar aku,
entar aku kasih tau nih misi rahasia nya, oke oke...” ia pun mnyipitkan sebelah
matanya untuk meminta tanda setuju.
“Oke oke ka.” Balasku padanya sambil
berlaku sama dengan menyipitkan sebelah mataku.
Siang itu pun berlalu dengan The
Mission Secret ku dengan Ka Cantika.
Allahuakbar Allahu Akbar...
Gema adzan magrib menghiasi langit
yang sebentar lagi berubah menjadi gelap gulita, aku pun cepat mengambil air
wudhu untuk melaksanakan shalat maghrib bersama keluarga. Aku selalu ingat
perkataan guruku bahwa Shalat yang
disukai Allah adalah shalat di awal waktu.
“Gigi... Sudah wudhunya? Ayo cepat
kesini... “ Teriak penuh kasih sayang dari bunda padaku yang berasal dari
ruangan shalat di rumah sederhanaku.
Aku berlari secepatnya, melewati
ruang makan, dapur dan ruang keluarga.
“Lagi-lagi jadi yang paling lelet lagi
nih si Gigi, wekekek..” Ucap Ka Rio padaku.
Aku mencoba mengacuhkan ledekannya
padaku, dan fokus ke arah mukena berwarna pink muda yang sedang aku
kenakan. Ka Cantika dan mama yang telah
cantik dengan mukenanya yang masing-masing berwarna hijau dan biru hanya
tertawa kecil melihat tingkahku dengan Ka Rio, sedangkan ayah hanya memandang
kami dengan senyuman manisnya.
“Sut sut.. sudah sudah sekarang
semua sudah siap kan? Ayo kita laksanakan kewajiban kita untuk shalat maghrib. Allahuakbar...” kata ayah yang menjadi
imam kepada kami para makmumnya. Takbir yang dikumandangkan ayah seolah menjadi akhir dari pertengkaran batinku
dengan Ka Rio. Hihi.
Selepas shalat maghrib 3 rakaat
bersama, kami menundukan kepala kami untuk berdoa bersama, dipimpin oleh ayah.
“Ya Azza Wa Jala.. Ampunilah dosa
kami, berilah selau kesehatan pada kami, berilah rizki yang halal pada kami, Ya
Rahman Ya Rahim lindungilah kami dari marabahaya, jadikanlah 3 anak kami
sebagai anak-anak yang cerdas dan sukses nantinya. Rabbigfirli wali walidaya
warhamhuma kama rabbayani shagira...Rabbana attina fidunya wafil akhirotihasana
wakina adzabanar...Aamiin”
Kami berempat yang menjadi makmumnya
hanya mengamini doa-doa yang disampaikan ayah kepada Allah, dengan mata
berkaca-kaca bunda mencium kening kami satu per satu, tak lupa ayah pun mencium
kening kami sambil memeluk dengan penuh kasih sayang, kami bertiga pun saling
bersalaman layaknya adik dan kakak yang
hidup bahagian dengan ke akurannya. Dalam keadaan penuh haru seperti ini, Ka
Rio tidak berani untuk mengganggku, hahaha.
Tidak terasa 1 jam telah berlalu,
adzan isya terdengar indah ke dalam gendang telingaku, kami sekeluarga
menjalankan ibadah bersama seperti biasanya, tapi sekarang cukup berbeda,
karena ayah menyuruh Ka Rio yang menjadi imamnya.
“Rio... Sekarang ayah ingin kamu
yang menjadi imam.. kamu sudah bisa kan, ikuti saja apa yang sering ayah lakukan ya.” Perintah
ayah padanya, aku hanya memandang tidak yakin,
“Bentar Yah, kayanya dia gabisa deh,
entar bisa-bisa shalatnya jadi ga khusu nih..” Kataku mengadu seenaknya kepada
ayah.
Ayah pun mengelus-elus kepalaku lalu
berjongkok agar sepantar dengan tinggi ku, aku akui deh, aku pendek -_-
“ Gigi.. Kamu tidak boleh seperti
itu, tidak salah untuk mencoba kan? Coba kamu ingat-ingat saat kamu kecil, apa
saat kami menyuruhmu untuk belajar jalan kamu langsung bisa? Pasti tidak kan...
jadi semua yang dilakukan bisa dilakukan secara baik ketika kita punya kemauan
untuk berusaha.” Nasihat ayah padaku.
Sontak aku tidak berani untuk
membuka mulut, mulutku terbungkam keras oleh kata-kata ayah yang begitu mudah
dicerna. Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku dan tersenyum manis padanya.
“Enak noh dimarahin...” kata Ka Rio
mengejekku.
“Hey Rio, orang lagi dinasihatin
baik-baik masih aja bisa diledek, kapan mau shalatnya kalau kaya gini nih!”
Emosi Ka Cantika pada adiknya yang satu itu.
“Sudah-sudah..sekarang berdiri pada
saf nya masing-masing, saling berdekatan.. Jangan menyisakan celah kecil untuk
setan berada di antara kita ya...” Kata bunda mengakhiri pertengkaran sengit
itu.
“Rio mulai saja ya..
Bismillahirrahmanirrahim, Allahuakbar...” Kata Ka Rio berlaga seperti imam
besar di masjid-masjid. Hihihi, dasar si kakak jail ini.
Setelah selesai berdoa, bunda
menyuruh kami ke ruang makan untuk makan malam bersama.
“Anak-anak, sudah semuanya rapi,
kalian semua ke meja makan ya... Bunda udah siapin Mie Ramen special for my sweet family...” kata bunda pada kami.
“Asiiik asiiiik...” aku bergumam
bahagia sendiri.
Ka Rio hanya menatapku dengan aneh
dan seperti biasa Ka Cantika memelototi Ka Rio agar tidak menggangguku lagi.
“Bunda, ayah tolong buatin yang lain
aja ya, soalnya tau kan..” Pinta ayah pada bunda.
“Siap-siap yah, bunda udah buatin
Nasi goreng spesial kok...” balas bunda pada ayah.
“Spesial cinta nih yeeee, swit
swiw...” Goda Ka Rio pada ayah dan bunda yang sedang begitu mesra. Aku dan Ka
Cantika ikut-ikutan menggoda ayah dan bunda.
Pembicaraan kami berakhir dengan kemesraan
antara ayah dan bunda kami. Oh iya ayah itu punya penyakit dengan lambungnya,
kata Pak Dokter Edi (Dokter rutinan ayah) ayah tidak boleh makan mie lagi, mie
jenis apapun, karena sedikit saja dia makan mie, lambungnya bisa semakin parah.
Kasian juga sih, dia harus menahan untuk makan makanan yang siap santap itu.
Pernah ketika Ka Cantika duduk di
bangku kelas 1 SMP artinya ketika aku kelas 1 SD dan Ka Rio kelas 4 SD, ia
pernah bertanya mengapa ayah bisa memiliki penyakit lambung itu.
“Yah, kok ayah bisa terkena penyakit
lambung gitu sih? bikin ngeri tau yah..” Tanya Ka Cantika pada ayah.
“Hmm.. gini nak, dulu sewaktu ayah
masih kecil, karena nenek dan kakeku terlalu sibuk bekerja, ayah selalu
disiapkan makanan cepat saji itu setiap hari. Maka dari itu setiap hari ayah
hanya makan dan makan mie melulu, hahaha.” Jawab ayah mengingat masa-masa
kecilnya itu,
“Wah gila banget ayah..” timpal Ka
Rio waktu itu.
“Nah jadi, ayah memperingatkan ke
kalian, biar engga terjadi kesalahan yang sama, kalian jangan terlalu sering
makan mie ya. Tidak baik untuk lambung...” Nasihat ayah pada kami.
Kami pun mengiyakan nasihatnya itu.
Kebersamaan kami di ruang makan
berakhir dengan cerita masa lalu ayahku, aku dan ka Cantika ya.. juga kaka jail
itu bergegas ke ruang makan untuk menyantap mie ramen spesial ala mamaku.
“Em... Yummy.. enak banget sih bun,
lagi lagi dooong :D” pujiku seraya merayu bunda untuk mengambilkan ramen
spesial ala mamaku sepiring lagi.
“Ah.. Bisa saja nih anak bunda J
iya boleh, tapi ambil sendiri ya sayang, em.. Tapiiii, jangan nambah
banyak-banyak ya mama peringatin nih, inget sabda Rasulullah “berhentilan
sebelum kenyang..” “ jelas bunda padaku.
Aku hanya tertunduk dan mengiyakan
saja, ka Cantika melihatku dengan senyuman manisnya, sedangkan Ka Rio kembali
dan kembali lagi hanya menertawaiku.
Waktu telah menunjukan pukul 20.00 ,
selesai sudah waktu kami sekeluarga makan bersama, bahagia rasanya melewatkan
banyak waktu untuk berkumpul sekeluarga, aku selalu bersyukur atas setiap detik
berlalu yang telah aku lewatkan bersama 2 kakaku, ayah dan bunda. Temanku, ira
namanya, dia aku kira tak sebahgia hidupku.. mengapa? Aku pernah sekali
mengunjungi rumahnya, dia tinggal bersama pamannya, ternyata ayah dan ibunya
tak tahu ada dimana, naas aku mendengarnya, aku yang masih utuh keluarganya
perlu banyak bersyukur atas kasih sayang yang talah banyak Allah berikan ini, Alhamdulillah.
Tok Tok Tok
Pintu kamar ka Cantika cukup keras
aku ketuk, dia segera membuka pintunya dan menyuruhku untuk sedikit lebih
tenang dengan menggunakan bahasa isyarat yang cukup aku mengerti. Aku pun
mencoba memelankan langkah kakiku dan cepat masuk ke kamarnya yang dipenuhi
dengan gambar kaligrafi. Subhanallah.
“Hihihi, akan jadi misi paling
rahasia nih sepertinya ka..” bisikku pada kaka ku.
“Diiik, ruangan ini cukup tebal
dindingnya, jadiii biasa aja kaleee ngomongnya hahaha..” jawabnya dengan cukup
keras.
“Hehehe.. aku kira, bisa kedengeran
nih sama ka Rio ka.. “ timpalku pada ka Cantika.
“Oke oke, kita mulai aja ya, misi
rahasia ini. Kaka punya misi buat ngejerain Rio biar ga jail lagi sama kamu.”
Jelasnya dengan singkat di awal misi kami.
“Waaaah, setuju bangettt tuh,
jelasin kaaa!!! :D” Balasku dengan semangat 45.
“Misi pertama : Kamu harus ngumpulin
3 sahabat kamu buat ngelanjutin misi ini.” Jelasnya membikin aku penasaran, di
benakku tersirat banyak pertanyaan buat
apa sih? Tapi berhubung aku ingin cepat menyelesaikan misi ini, aku
menyetujui saja perintah ka Cantika.
*Di Sekolah*
Assalamualaikum
ya akhi ya ukhti.. assalamualaikum ya akhi ya ukhti...
Bel
sekolahku terdengar juga , akhirnya aku bersama teman lain memasuki kelas ku
tepatnya di kelas 3 Umar Bin Khatab yang berada di depan kelas 4 Siti Asyah.
Pelajaran pertama mengenai sejarah tentang hajar aswad, dan perlu kalian tau
nih, rameeee banget lhooo...
Seusai pelajaran berakhir aku
menghampir meja Caca, Disti dan Lala untuk membicarakan seputar misi rahasia
ini dan senangnya, mereka mau membantuku.
“Ah
kamu ada – ada saja, kasian nanti loh kakamu itu, hihi” tukas temanku yang hari
ini berjilbab putih ke abu-abuan.
“Hihihi
:p ini misi rahasia yaaa, ssssttt nanti pulang sekolah kalian pokoknya ke rumah
aku deh...” kataku kepada 3 sahabatku yang masih bingung mau melakukan misi
seperti apa.
“Ka, jadi gimana nih misi kita?”
tanya Disti mengawali pembicaraan kami.
“Gini ya semuanya, jadi show nya bakal kita mulai besok mumpung
libur nih dan hari spesial deh pokonya, aku minta Gigi besok ngelakuin apa yg
udh di rencanain kita sebaik mungkin, nah buat Disti dan Lulu siapin tempat
penjebakan yang udah di planningin juga
barang-barang nya ya, buat Caca tolong
bawa tali, pewarna merah dan surat berbercak merah dan menakutkan pokoknya ohya
kain putih juga, kaka sendiri tugasnya ngatur misi ini biar mulus dan udah diskusi
ke ayah bunda buat bantuin kita. Ada yang keberatan?” jelasnya panjang lebar.
“Em...ka ka kan ka Rio sekarang
masih di rumah temennya, dan dia besok pulang, setau aku sih di facebook katanya dia bakal pulang
sekitar jam 09.00, nah kalian caca, lala, disti nginep ya di rumahku, kita
siapin rumah jadi sedemikian rupa biar ngebantu berhasilnya misi ini.” Kataku mengajak mereka.
“SIAP BOS!!!” jawab mereka penuh
semangat.
“Oke ya, aku namain kita dengan nama
“mission secret” “ Ka cantika memberi
gagasan bagusnya nya.
“MISSION
SECRET, YEAY!” kami hanya mengiyakan setuju dengan penuh semangat membara
(membara, api kale .-.v
SHOW
IS COMING
09.00
Tok
tok tok
Ka Rio telah cukup lama mengetuk
pintu, tapi tidak ada seorang pun yang membuka pintu. Ia merasakan ada hal aneh
hari ini, langsung saja ia buka cepat pintu ruang depan.
“Hah...Yah,
bunda, gigi, kaka... apa yang telah terjadi...” teriaknya keras sampai-sampai
terdengar 1 rumah.
Ia melihat rumahnya yang sebelumnya
tertata rapi, sekarang berantakan hebat.
“Seperti
baru ada pencurian..” katanya berbisik dan sedikit panik, dia mencoba menyusuri
ruang menuju kamar ayah bunda, tapi, apa yang terjadi. Ia melihat ayah bundanya
tergeletak tak berdaya. Dunianya seperti ditimpa guntur hebat melihat kenyataan
yang terjadi.
“It..ituuu
pisau yg berlumuran darah, oh Tuhan siapa yg melakukan ini semua, ayah bunda
meninggal! Aaaaaa...” katanya keras dan begitu panik tak karuan, sesekali
meitikan air mata.
Ia begitu berharap ka Cantika dan
aku tidak mengalami hal serupa seperti ayah dan bunda, harapan itu terus muncul
dan berakhir ketika dia melihat banyak bercak darah berlumuran di kamarku.
“Gigi..
gigi.. dimana kamu? Sebenarnya apa yang terjadi?????”
Ia mencariku dari satu ruang ke
ruang lain sampai ia berhasil menemukan tali yang perlu menjadi tanda tanya
besar.
“Tali..
dan itu tempat apa di bawah sana, sepertinya aku harus menuju ke sana menggunkan
tali ini”
Ia pun menggunakan tali yang dibawa
Caca untuk sampai menuju ruang tempat penjebakan layaknya gua yg sebelumnya
belum pernah ia tahu.
“Yes!
Berhasil.” Gertaku dalam hati.
BAHAYA MENIMPA ADIKMU!
Sesaat setelah sampai di ruang seperti gua yang begitu sunyi, ia melihat ada surat yang berwarna merah darah dan kertas itu berisikan
Sesaat setelah sampai di ruang seperti gua yang begitu sunyi, ia melihat ada surat yang berwarna merah darah dan kertas itu berisikan
Ia pun seketika melempar kertas itu
“BULSHIT!” katanya.
“Gigi...gigi...gigi...” teriaknya
mencariku berulang-ulang.
Kepanikan itu terus menjadi-jadi ketika
lala memerankan aktingnya menjadii...
“Hihihihihi hihihihihihi,
adikmu....adikmuuu... adikmuu akan mati dalam dekapanku, hihihihihihihihi...”
menjadi kuntilanak di siang bolong, dia berterbangan di langit –langit gua. Ka
Rio terperkur hebat, mukanya sangat lucu jika diviedeokan, aku hanya cekikikan
melihatnya.
“Gigi..gigi...gigi....”
Ia pun menemukanku tergeletak
seperti halnya ayah bunda di kamar yang semuanya hanya main-main.
“Gigi... gigi jangan tinggalin kaka
gi, rio sayang gigi, rio minta maaf kalau banyak buat salah sama gigi..” ia
menangis kencang sambil meminta maaf di hadapanku yang berpura-pura meninggal.
Rasanya baru kali ini si kaka jail ini berkata – kata baik begini di hadapanku.
Sontak ia langsung menelpon polisi,
tapi tidak ada yang menjawab, ia telepon rumah sakit tapi sama halnya tidak ada
yang menjawabnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menangis sambil menyesali segala
perbuatannya padaku.
Ka Cantika yg sedari tadi berada di
atas untuk mengangkat badan Caca menjadi kuntilanak pun turun untuk memberikan
surprise. Tak lupa ayah bunda yang berpura-pura meninggal pun ikut memberikan
kejutan itu.
“Tadaaaaa.....
happy birthday to youu... happy birthday to you... happy birthday happy
birthday happy birthday to you” Ka Cantika, ayah, bunda dan caca bernyanyi
girang membuat hal yg terduga bagi Rio.
Aku juga yang mulanya berpura-pura
meninggal mengikuti nyanyian yang menjadi ritual orang berulang tahun,
sedangkan Lala dan disti membawa terigu dan telor untuk ditumpahkan di badan Ka
Rio yang hari ini akan sedang menjadi objek kejutan di hari yg bersejarah
pertambahan umurnya.
“Hahaha..”
semuanya tertawa hebat, kecuali dirinya sendiri, Ka Rio masih tidak menyangka
hari ini yang baru diingatnya sebagai hari ulang tahunnya bisa berbeda seperti
tahun-tahun sebelumnya.
“MISSION
SECRET, yeaaaaaay” kami ber7 bersorak bahagia bisa melaksanakan misi dengan
baik sekaigus memberi kejutan kepada yang berulang tahun hari itu.
“RIO
BENCI KALIAN” ka Rio hanya membuahi semua kerja keras kita dengan kata-kata
yang membuat kami tertawa terbahak-bahak, ditambah lagi wajahnya yg ditimpa
telor dan terigu mendukung momen yang tak terlupakan di sepanjang hidupnya.
Ohya, polisi dan rumah sakit yang
waktu di ditelfon Ka Rio ga mengangkat itu juga sudah termasuk misi kami, kami
meminta mereka untuk tidak mengangkat nomor Rio yg sudha kami beritahu
sebelumnya berapa nomornya, hahaha semuanya berjalan lancar ternyata, ini semua
bukan untuk memberi kejeraan kepada ka Rio sebenarnya agar tidak menggangguku,
ya namanya kaka beradik ga berantem ga
lucu kali yeee, tapi untuk kejutan di hari ulang tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar