Minggu, 18 Juni 2017

Andaikan Amal Kita ‘Transparan’



Hai, perkenalkan aku anak sore hari kemarin yang kini insyaAllah sah menginjak bangku semester 3 di dunia perkuliahan, universitasku cukup terkemuka dan aku sungguh bersyukur bisa menjadi satu dari ribuan orang yang ingin berkuliah disana. Mengingat, pengumuman SBMPTN 2017 6 hari lalu, sontak aku seakan menatap haru adik-adikku yang telah berjuang demi menggapai apa yang dicitakan, tetap semangat ya adik-adikku ‘Ini baru awal’ kata orang-orang mah T.T. Skip, kok ganyambung sih sama judul?intermezzo plis.

Amal, singkatnya merupakan segala perbuatan atau perkataan baik atau buruk yang dilakukan oleh manusia di dunia. Untuk apa? Untuk akhirat. Kenapa harus mengumpulkan amal?Biar masuk surga. Gimana ngeliat amal apa aja yang udah dilakuin di dunia?Jeng jeng, seketika diri hanya terisak memojokan diri. Jawabannya, gatau, gainget, dan mungkin banyak orang berifikir ‘gak perlu diinget lah’ yang penting kita beramal sebanyak mungkin, karena belum tentu apa yang kita sebut ‘amal’ itu adalah sebenar-benarnya amal atau dalam kata lain ‘bakal diterima’.

Lalu, sempatkah anda semua berfikir tentang, kenapa sih Allah ga ‘mentransparansikan’ amal? Padahal dalam ranah akuntansi, segala pengeluaran itu harus transaparan, dalam ranah pendidikan segala nilai itu harus transparan, lalu bagaimana dengan amal? Padahal ya jika amalan transparan,  mungkinkah masih ada yang sudi untuk menunda-nunda untuk memberatkan amal kebaikan?tidak, padahal jika amalan kita transparan, insentif akhirat pastilah jadi satu-satunya tujuan hidup manusia sebenar-benarnya.

Lebih lucu lagi kalo transparansi amal itu dibuat berkala, kebayang ga sih bagaimana sibuknya orang membandingkan amalnya dengan amal orang lain, semacam ada rapor amal gituu, dan yang paling beramal mendapatkan penghargaan di dunia akhirat.
Contoh:
Saudara Mujahidin, ditetapkan sebagai ‘terbanyak beramal di kelurahan SukaRasa periode 2016-2017’ dengan poin amal sebagai berikut:
-          Bersedekah 20juta
-          Umroh 3x bersama anak yatim
-          Puasa setiap hari(pas bulan ramadhan maksudnya)
Dan amal-amal lain yang menggunung.
Hehehe, gimala?pasti aneh aja kali ya kalo keadaannya kayak gitu. Pasti persaingan untu beramal jadi semakin ketat karena transparansi itu, karena manusia mencari prestige dan kepuasan untuk dihargai, dan pada akhirnya amal yang ditransparansikan hanya membelokan niat orang untuk sekedar takabur dan ingin dipandang. Untung saja, amal tak ditransparansikan.

Ya dan pada kenyataannya, ekspektasi itu tak selamanya baik, apa yang kita anggap ‘wah kayaknya bakal keren yak kalo gini...’ belum tentu seperti itu, hidup itu tak seideal sinetron, hidup itu tentang tanggung jawab dan kesabaran. Amalan itu hubungannya sama yang diatas, dan gabisa neko-neko lagi. Pernah denger kan ada pelacur yang diakhir masa hidupnya ngasih minum anjing dan akhirnya dia masuk syurga?nah, jadi sebenarnya amal itu miliki semua orang, tidak ada yang didiskreditkan ‘kalo kamu beramal pahalanya lebih gede’, ‘tapi kalo kamu yang beramal gadapet pahala samsek, karena kamu terlalu banyak ngelakuin dosa’ engga, engga gitu, Sesungguhnya pun Allah sudah memberikan mushaf sebagai kitab petunjuk hidup manusia. Ya ibarat lomba gituu, ada guidelinenya kan, dan itu harus dipatuhi oleh peserta lomba dengan sebaik mungkin, biar apa?yang maksimal memantapkan guideline itu, maka dia yang jadi pemenang. Begitupun dengan manusia, siapa yang memaksimalkan wahyu yang sudah diturunkan Allah lewat malaikat Jibril dan menjadi salah satu mukzizat Nabi Muhammad SAW, maka dia yang sebenar-benarnya menjadi pemenang. 

Tanpa harus mempertanyakan TRANSPARANSI AMAL, tanpa harus MEMBANDINGKAN amalan kita dengan orang lain yang malah akan membuat ria hati kita (jika kita merasa amal kita jauh diatasnya) atau malah membuat kita rendah diri (jika kita merasa amal kita jauh dibawahnya), karena itu urusanNya, jalani proses dnegan sebaik mungkin, insyaAllah hasil kan mengikutinya. 

Ramadhan tlah menginjak hari ke 23, masih ingin menerawang amalan kita?jangan, lakukan saja segala hal baik yang dirasa mampu oleh kita, dan prinsip terpenting beramal adalah ‘mending sedikit tapi kontinu’ lebih baik lagi ‘banyak tapi kontinu’ dewa nih :D . Sekian, Semoga berkah :)

.
.
.
**Dari yang sudah tidak bertanya transparansi amal diri

Tidak ada komentar: