Rabu, 15 Juni 2016

Misteri Dunia Maya

Anonim

Bibit kian menjadi benih
Benih kian menjadi akar
Akar lalu jadi tanaman
Cantik, tumbuh
Hingga jadi sepucuk tangkai
Yang paling diantara yang lain
Menawan
Setangkai mawar yang sama mempesonanya
Dengan yang membaca


Senyum-senyum sendiri aku membaca sebuah bait puisi di media sosial yang paling laris abad ini, nama sang pemilik akun ‘Anonim’, entah mengapa sang pemilik akun tidak ingin mengungkap identitas sebenarnya. Sedangkan aku? Terbuka, kubuka semua identitasku disana. Alesandria Gita Raihana, panggil saja Ale. Senang sekali aku membaca bait kata-kata indah penuh sarat, salah satunya milik mas anonim ini. Sering ku merasa puisi tersebut ditujukan adalah untukku, tapi entahlah, identitas nya saja tak tersingkap, bagaimana bisa tahu pula hatinya?
Pernah, sekali dia menchatku di facebook. Katanya
Dek, salam kenal. Dek, jangan berlarut dalam kesedihan, tak pantas air mata indah sepertimu jatuh pada orang yang salah...
Sambil terheran sendiri, aku hanya bisa senyum-senyum, merasa ada yang memperhatikan. Tak membuatnya lama menunggu, langsung aku jawab pesan tersebut.
Halo, hehe terimakasih loh. Ternyata diam-diam kamu memperhatikan curhatan ku. Hahaha rasanya malu. Thanks ya.:’)
Tak langsung kukirim, takut salah menjawab, namun dua detik kemudian entahlah jari ini gatal untuk mengenter pesan tersebut. Tiga detik kemudian pesan tersebut di read, namun kutunggu, ternyata tak lagi ia jawab, sedih.

TING
Wallku bertambah satu status, ternyata status mas anonim itu. ‘Hm..tidak menjawab gara-gara buat status nih, haha, baca ah’ pikirku.

Gadis
Penuh cinta, harap dan kebahagiaan
Jika ibarat awan
Kala cerah, mendung dan hujan
Senang jika hari bermula cerah
Sedih jika hari jadi mendung
Atau bahkan hujan
Gadis
Cerah bak kebahagiaan
Mendung bak sebuah harap
Dan hujan bak tutur cinta
Gadis
Mendung dan hujan jangan disesali
Karena tersirat rasa harap dan cinta
Tuk?
Tuk dapatkan pelangi setelahnya
Warnai harimu kembali
Bersama awan cerah dan sebuah cinta
Gadis
Tersenyumlah
Gadis
Tersenyumlah, tolong

Lagi-lagi aku dibuat tersenyum sendiri membacanya, sungguh seperti cerita romansa yang lucu, saling membalas dengan caranya yang begitu unik. Senang bukan kepalang, baru sekarang aku merasa benar-benar dipedulikan, walau hanya lewat sebuah syair.

Aku mencoba menstalk isi facebooknya, namun tak kudapatkan info apapun. ‘Misterius sekali lelaki ini, tambah penasaran’ ucapku. Bahkan kau tahu?foto profilnya pun bernuasa hitam, entahlah siapa sebenarnya dia.

Hari demi hari berlalu menjadi lebih misterius, ia lebih sering menchat ku, bahkan pernah suatu malam sampai kuhabiskan hingga larut dengannya, dengan berchatan ria. ‘Mas anonim, terimakasih loh’.

Namun, tiba suatu hari dimana aku jenuh.Menunggu balasan chatnya, tak seperti biasanya. Dia hampir seminggu tak membalas chatku, aku marah sembari galau, memikirkan sang lelaki misterius tersebut. ‘Kemana dia, katanya tadi malam ia takkan pergi meninggalkanku, karena lahirnya dia untuk membahagiakanku, tapi?’ kesalku. Seketika aku teringat lagu barat berjudul I Born To Make You Happy, cukup manis.

Aku rindu perhatianya, lewat kata-kata.
Aku rindu tutur bahasanya.
Aku rindu
Rindu
Rindu sekali padamu anonim
Kemana harus aku mencari
Tolong, beri aku kepastian.
Semakin jenuh, hingga aku berhenti menunggunya. Ternyata semua kata-katanya omong kosong belaka, terhitung setahun dia pergi, pergi tak mengabarkanku. Sedih rasanya. Akhirnya aku memutuskan untuk menonaktifkan akunku, agar semua memori kenanganku bersamanya, maksudnya bersama chat-chat nya, dapat hilang dan tak mengganggu pikiranku lagi.
‘Ternyata sama saja disini, niat cari jodoh, kena harapan kosong terus.’ Kataku dalam hati.
Sejak itu aku tak memikirkannya kembali, bahkan sudah lupa mungkin.

----

Ping
Sebuah pesan masuk diterima.

Halo Dek Ale, maaf tak sempat mengabarimu
Aku  sakit parah setahun ini
Tapi untunglah, kini sudah selesai rasa sakitnya
Jangan marah ya.

Namun tak ada jawaban.
Sang pemberi pesan menstalk akun sesorang yang dikiriminya pesan, banyak info yang ia dapat, akhirnya ia memberanikan diri menelpon nomor seseorang tersebut.
Tak terjawab.
Lagi, lagi.
Gadis itu sudah selangkah lebih maju ternyata, ia seperti ingin membalas kembali apa yang telah anonim lakukan, sama-sama menghilang.
Setidaknya, terimakasih sudah pernah membuat hari-hariku bermakna, kan terus kucari kau dimanapun kau berada.
Alamat, ya ada alamatnya, sangat lengkap bahkan.

---

Tibalah hari ke 365 hari jadi pernikahanku dengan seorang yang kucinta di dunia nyata, bukan lagi si mas anonim yang harkos, bukan. Bahagia. Begitulah caraku kini mempercayai orang, cukup dunia nyata saja, tak perlu menyimpan hati pada orang di dunia maya.

---

Laki-laki yang kini sudah menjadi seorang suami itu masih memiliki akun yang sama, suka bersyair dan misterius, bagi dirinya tak perlu ada identitas nyata bagi dunia maya, karena hanya sebatas maya saja. Dibukanya lagi chat yang pernah ia kirimkan pada seorang gadis, masih belum terjawab. Ia senyum-senyum sendiri lalu berlalu dengan handphonenya. Ia menuju ke hadapan istri yang sah telah menjadi istrinya setahun ini. Memeluk wanita tersebut sambil mengucapkan

‘Ale, terimakasih untuk setahun ini, aku tak sabar ingin segera dapat momongan. Selamat hari jadi ya sayang.’
‘Kau manis sekali, terimakasih kembali sayang’
Keduanya larut dalam pelukan hangat, sambil sang lelaki mensyukuri nikmat TuhanNya tersebut, sambil ia mengelus rambut indah istrinya dan hatinya berkata.

Kini aku sudah tak misterius lagi bukan?Bahagia aku. Rasanya tak percaya saja kau mengacuhkanku di dunia maya namun malah mencintaiku di dunia nyata. Konyol memang dua dunia ini, tak dapat berjalan bersamaan.

Tidak ada komentar: