Anonim
Bibit kian
menjadi benih
Benih kian
menjadi akar
Akar lalu jadi
tanaman
Cantik, tumbuh
Hingga jadi
sepucuk tangkai
Yang paling
diantara yang lain
Menawan
Setangkai mawar
yang sama mempesonanya
Dengan yang
membaca
Senyum-senyum
sendiri aku membaca sebuah bait puisi di media sosial yang paling laris abad
ini, nama sang pemilik akun ‘Anonim’, entah mengapa sang pemilik akun tidak
ingin mengungkap identitas sebenarnya. Sedangkan aku? Terbuka, kubuka semua
identitasku disana. Alesandria Gita Raihana, panggil saja Ale. Senang sekali
aku membaca bait kata-kata indah penuh sarat, salah satunya milik mas anonim
ini. Sering ku merasa puisi tersebut ditujukan adalah untukku, tapi entahlah,
identitas nya saja tak tersingkap, bagaimana bisa tahu pula hatinya?
Pernah, sekali
dia menchatku di facebook. Katanya
Dek, salam kenal. Dek, jangan berlarut dalam
kesedihan, tak pantas air mata indah sepertimu jatuh pada orang yang salah...
Sambil terheran
sendiri, aku hanya bisa senyum-senyum, merasa ada yang memperhatikan. Tak membuatnya
lama menunggu, langsung aku jawab pesan tersebut.
Halo, hehe terimakasih loh. Ternyata diam-diam kamu
memperhatikan curhatan ku. Hahaha rasanya malu. Thanks ya.:’)
Tak langsung kukirim,
takut salah menjawab, namun dua detik kemudian entahlah jari ini gatal untuk
mengenter pesan tersebut. Tiga detik
kemudian pesan tersebut di read,
namun kutunggu, ternyata tak lagi ia jawab, sedih.
TING
Wallku bertambah satu status, ternyata status
mas anonim itu. ‘Hm..tidak menjawab gara-gara buat status nih, haha, baca ah’
pikirku.
Gadis
Penuh cinta, harap dan kebahagiaan
Jika ibarat awan
Kala cerah, mendung dan hujan
Senang jika hari bermula cerah
Sedih jika hari jadi mendung
Atau bahkan hujan
Gadis
Cerah bak kebahagiaan
Mendung bak sebuah harap
Dan hujan bak tutur cinta
Gadis
Mendung dan hujan jangan disesali
Karena tersirat rasa harap dan cinta
Tuk?
Tuk dapatkan pelangi setelahnya
Warnai harimu kembali
Bersama awan cerah dan sebuah cinta
Gadis
Tersenyumlah
Gadis
Tersenyumlah, tolong
Lagi-lagi aku dibuat
tersenyum sendiri membacanya, sungguh seperti cerita romansa yang lucu, saling
membalas dengan caranya yang begitu unik. Senang bukan kepalang, baru sekarang
aku merasa benar-benar dipedulikan, walau hanya lewat sebuah syair.
Aku mencoba menstalk isi facebooknya, namun tak
kudapatkan info apapun. ‘Misterius sekali lelaki ini, tambah penasaran’ ucapku.
Bahkan kau tahu?foto profilnya pun bernuasa hitam, entahlah siapa sebenarnya
dia.
Hari demi hari
berlalu menjadi lebih misterius, ia lebih sering menchat ku, bahkan pernah suatu malam sampai kuhabiskan hingga larut
dengannya, dengan berchatan ria. ‘Mas
anonim, terimakasih loh’.
Namun, tiba
suatu hari dimana aku jenuh.Menunggu balasan chatnya, tak seperti biasanya. Dia hampir seminggu tak membalas chatku, aku marah sembari galau,
memikirkan sang lelaki misterius tersebut. ‘Kemana dia, katanya tadi malam ia
takkan pergi meninggalkanku, karena lahirnya dia untuk membahagiakanku, tapi?’
kesalku. Seketika aku teringat lagu barat berjudul I Born To Make You Happy, cukup manis.
Aku rindu
perhatianya, lewat kata-kata.
Aku rindu tutur
bahasanya.
Aku rindu
Rindu
Rindu sekali
padamu anonim
Kemana harus aku
mencari
Tolong, beri aku
kepastian.
Semakin jenuh,
hingga aku berhenti menunggunya. Ternyata semua kata-katanya omong kosong
belaka, terhitung setahun dia pergi, pergi tak mengabarkanku. Sedih rasanya.
Akhirnya aku memutuskan untuk menonaktifkan akunku, agar semua memori
kenanganku bersamanya, maksudnya bersama chat-chat
nya, dapat hilang dan tak mengganggu pikiranku lagi.
‘Ternyata sama
saja disini, niat cari jodoh, kena harapan kosong terus.’ Kataku dalam hati.
Sejak itu aku
tak memikirkannya kembali, bahkan sudah lupa mungkin.
----
Ping
Sebuah pesan
masuk diterima.
Halo Dek Ale, maaf tak sempat mengabarimu
Aku sakit
parah setahun ini
Tapi untunglah, kini sudah selesai rasa sakitnya
Jangan marah ya.
Namun tak ada
jawaban.
Sang pemberi
pesan menstalk akun sesorang yang
dikiriminya pesan, banyak info yang ia dapat, akhirnya ia memberanikan diri
menelpon nomor seseorang tersebut.
Tak terjawab.
Lagi, lagi.
Gadis itu sudah
selangkah lebih maju ternyata, ia seperti ingin membalas kembali apa yang telah
anonim lakukan, sama-sama menghilang.
Setidaknya, terimakasih sudah pernah membuat
hari-hariku bermakna, kan terus kucari kau dimanapun kau berada.
Alamat, ya ada
alamatnya, sangat lengkap bahkan.
---
Tibalah hari ke
365 hari jadi pernikahanku dengan seorang yang kucinta di dunia nyata, bukan
lagi si mas anonim yang harkos, bukan. Bahagia. Begitulah caraku kini
mempercayai orang, cukup dunia nyata saja, tak perlu menyimpan hati pada orang
di dunia maya.
---
Laki-laki yang
kini sudah menjadi seorang suami itu masih memiliki akun yang sama, suka
bersyair dan misterius, bagi dirinya tak perlu ada identitas nyata bagi dunia
maya, karena hanya sebatas maya saja. Dibukanya lagi chat yang pernah ia kirimkan pada seorang gadis, masih belum terjawab.
Ia senyum-senyum sendiri lalu berlalu dengan handphonenya. Ia menuju ke hadapan
istri yang sah telah menjadi istrinya setahun ini. Memeluk wanita tersebut
sambil mengucapkan
‘Ale,
terimakasih untuk setahun ini, aku tak sabar ingin segera dapat momongan.
Selamat hari jadi ya sayang.’
‘Kau manis
sekali, terimakasih kembali sayang’
Keduanya larut
dalam pelukan hangat, sambil sang lelaki mensyukuri nikmat TuhanNya tersebut,
sambil ia mengelus rambut indah istrinya dan hatinya berkata.
Kini aku sudah tak misterius lagi bukan?Bahagia aku.
Rasanya tak percaya saja kau mengacuhkanku di dunia maya namun malah
mencintaiku di dunia nyata. Konyol memang dua dunia ini, tak dapat berjalan bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar