Takbir menggema
di gendang telinga para makmum
Allah, cuma Kau
Gerakan demi
gerakan dilakukan
Semua puja sang
Khalik
Bersujud,
sesekali bak mengobrol denganNya
Dengung lantunan
ayat suci
Menggema, lagi,
ke telinga para makmum
Syahdu...
Nikmat...
Hingga, daun
menguning hijau kembali
Ombak bergulung
jadi tenang
Hingga, hewan
liar seakan jinak
Hari ribut jadi
senyap
Allah, cuma Kau
Naungan di lubuk
dalam sang imam
Dengung lantunan
ayat suci
Kembali menggema
Namun kali ini
lain
Puncak syahdu
Nikmat
menggelayut
Sampai tertatih
matanya tak kuat
Membendung
Percik itu tanda
cinta hanya pada sang Khalik
Ya Allah, cuma Kau
Imam tak kuasa
Tanggung rasa
itu sendiri
Terseok dalam
lautan cinta pada Sang Khalik
Melamun, ku
Dalam takbir
kali itu
Heran
Penuh tanya
Inikah manusia
beriman sebenar-benarnya?
Senyap
Lalu jadi hening
Kinilah sepi
Tak ada lagi
terdengar suara maha dahsyat itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar