Bismillahirrahmanirrahim, yuhuuuu. Kali ini ceritaku berhubungan dengan saat aku diberi kesempatan untuk menjadi wakil dalam perlombaan puisi Aksi Sekolah Bersih Narkoba. Jadi, cerita awalnya tuh, aku hanya sekadar dipaksa ikut event yang katanya bergengsi ini, inget banget, orang perama yang memaksa aku adalah Pa Uus Suhara selaku kesiswaan, sebelumnya emang udah kenal sih, yaaa intinya harus bersyukur dong dan untungnya tuh walaupun aku mikir-mikir dulu apa mau ikut atau engga mengingat posisi setelah UAS ‘Ingin bebas’ akhirnya aku memutuskan untuk ikut, hehe. Dari pertama sih ga ngincer hadiahnya, karena emang gatau, ya aku mikirnya ‘kalo rezeki mah, InsyaAllah ga kemana...’ . Oh iya, syukur, sekolah yang bertanding sejawaBarat dalam rangka ASBN ini adalah 10 sekolah yang udah diseleksi ketat, pokoknya SMAN 2 Cimahi masuk ke wilayah IV Jabar bersama SMA Parongpong. Alhamdulillah yaJ. Oh iya pertimbangan Pa Uus memberikan aku kesempatan, karena sebelumnya aku menjuarai lomba puisi tk sekolah, sebenernya lombanya itu hanya ‘lomba membuat puisi’ sedangkan di event ini lomba membaca puisi, beda konteks seharusnya, ada seleksi lagi seharusnya, ya bersyukur aja sih...Puisi aku itu berjudul Generasi Penoreh Sejuta Prestasi, ini dia:
‘GENERASI
PENOREH SEJUTA PRESTASI’
Detik demi detik berjalan...
Naungi kehidupan yang digariskan
Penuh cobaan juga tantangan
Oleh dinamika zaman yang tak karuan
Kami....Muda
mudi anak negeri
Dihadapkan oleh
banyak perusak diri
Mulai dari
ganja, heroin sampai ekstasi
Yang
lumpuhkan masa depan juga mimpi
Siapa bilang... Narkoba mau kami?
Siapa bilang...Narkoba teman kami?
Mereka jebakan bagi kami!
Yang siap datang jika kami lengah diri!
Narkoba bak
jelmaan setan
Yang mendorong
pada jurang kenistaan
Dipenuhi kebencian
setiap insan
Dan akhirnya,
limbung dalam kematian
Narkoba jadikan hidup tak punya arti
Kehilangan semua yang terkasihi
Mendekam di balik jeruji besi,
Menyepi sendiri...
Hingga tak kenal siapa diri
Kami muda mudi
anak negeri
Tak ingin
lahirkan generasi penuh kontroversi
Kami muda mudi
anak negeri
Ingin lahirkan
generasi cerdas yang menoreh sejuta prestasi
MARI MAWAS DIRI
TUK JAUHI NARKOBA...
YAKINLAH, MASA
DEPAN PASTI BAHAGIA!
SAY NO TO DRUG!
Mulanya udah rada pede
sama puisi ini, tapi aku tuh berfikir ulang, dengan syarat durasi pembacaan
puisi bisa aja sih baca puisi ini, tapi kemungkinan hanya sekitar 5 menitan,
akhirnya di luar rencana, aku membuat lagi puisi lain, itu pun atas saran Pak
Tito, guru seniku. Setelah dibaca pak Tito, katanya ‘ya Lumayan, asal bacanya
bagus aja’, akhirnya aku termotivasi untuk latihan keras, dengan mengerahkan
segala kemampuanku, aku mencoba menghilangkan rasa malu, latihan setiap hari di
depan kaca, 2 minggu sebelum hari H. Oh iya puisi baru nya berjudul ‘Asa Yang
Hilang’, terkesan lebih simpel dan keren. Ya ngga?heheheh. Ini dia:
ASA YANG HILANG
Karya : Retta
Farah Pramesti
Tetes embun pagi
Riak sang mentari
Lembayung di senja hari
Hingga gelap terlalui
Adalah
waktu penuh arti
Sebelum
diri ini menyepi...sendiri...
Gemilang hari
punya asa
Kulalui kisah
dengan bahagia
Penuh suka, dan
canda tawa
Bersama saudara
dan keluarga
Ku songsong hidup penuh kisah
Asaku yang kian membuncah
Hingga berakhir di ruang pasrah
Sebab serbuk itu bersimbah
Carut marut
kisah ini jadinya
Pil ekstasi dan
ganja penenang jiwa
Buat diri
meronta dan mendera
Torehkan luka
dan derita
Aku sang penggenggam asa
Ternoda dengan nafsu dunia
Si narkoba yang hina
Obat yang ku salah guna
Kini aku jadi
pecandu narkoba
Penuhi kantuk dan
lapar dengan amfetamina
LSD dan THC
adalah fantasi jiwa
Narkoba...oh
narkoba penuh cinta...
Hari demi hari tanpa asa
Terus bergulir sampai ku gila
Dekap diri dalam bahagia yang nista
Hingga muncul problema lainnya
Lemah dan tak
karuan tubuh ini
Bronchitis
menjadi-jadi
Mental hilang
terenggut sendiri
Gagal raih masa
depan juga mimpi
Narkoba...Narkoba...Narkoba...Narkoba...
Sarafku seakan putus
Ganggu traktur urinarius
Tulang terkikis dan keropos
Paru-paru tak bisa bernafas
Mata memerah bak
lautan darah
Jalan
sempoyongan tak terarah
Aksi kriminal
jadi titah
budak iblis
penuh gelisah
Bangsaku pasti malu sejadinya
Orang tua menangis kecewa
Saudara mencela dan menghina
Tuhaaaaan....dimana kau berada....
Kini kakhiri
kisah asa yang tak pasti
Menyepi...sendiri...di
balik jeruji besi
Hampa dan hitam
hidup ini
Kututup mata
dengan dosa yang menghantui
MASA DEPAN DI
TANGAN ANDA
JANGAN BIARKAN
DIRI ANDA DALAM KISAH YANG SAMA
MARI JADI
GENERASI CERDAS DAN BERWIBAWA
JAUHI NARKOBA,
JADI JUARA!
Prestasi YES!
Narkoba NO!
Aku ingat sekali, pas
aku laporan ke Pa Uus tuh, sekitar tanggal 7 Desember dan lomba katanya tanggal
18 Desember. Seminggu sebelum hari lomba, naskah harus udah dikirim,
Alhamdulillah sudah. Hari Lomba ternyata diundur jadi tanggal 20 Desember,
sumpah, aku bingung teramat sangat karena di tanggal itu aku sudah punya janji
lain, janji yang ga main-main ‘FOTO BOOKLET’ Bayangkan....! Namun, karena
baiknya Allah, ia tidak menyatukan waktu kedua acara itu, akhirnya...aku bisa
menjalani lomba dahulu dari pukul 06.00-14.00, setelahnya aku diantar foto
booklet oleh pak guru sundaku ke Boscha Haus. Alhamdulillah....
Sebenernya tuh ya, pas
tampil baca puisi, rada gugup, aku pun belum sempat makan pagi, aku dapat
urutan 8, dan tau gaaaa?pas aku baca puisi, perutku berbunyi, aku mencoba
menutupi itu dengan tetap fokus membacanya, aku sih ga mengharapkan kemenangan,
aku hanya berusaha melakukan semampuku. Dan lagi ga sesuai rencana, mulanya aku
menyiapkan dengan instrumen, namun karena hal itu tidak dinilai, aku memutuskan
untuk tidak memakainya.
Setibanya aku di Boscha
Haus, perasaanku masih gundah, belum tenang, belum tau hasilnya, setidaknya
sebelum pergi aku sudah menyemangati Rahma yang ikut lomba penyuluhan dan
memberi selamat pada Firman, Banu dan Ikhsan yang sudah duluan tahu jadi Juara
1 CCC. Keren emang. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku
“Ret..Ret...Kamu memang
juara puisi!”
Aku tak memperdulikan,
kiraku itu bohongan doang, biar aku seneng.
“Beneran ih, juara 1,
SMAN 2 Jumum Jabar” tambah KM ku berkata.
Pertama kali, aku
langsung ingat Allah seraya berkata Alhamdulillah...terus nge wa mamah bilang
‘Makasih doanya mah’ seketika suasana Boscha Haus terharu, temen-temen pada
bilang ‘akhirnya ya Ret...Selamat ya...’ aku hampir saja nangis, ya aku tuh
terkenal dengan suka ikut lomba tapi jarang menang. Haha.
Kasian...Alhamdulillah.......
Bersyukur, sangat
bersyukur, sangat-sangat bersyukur......Tapi tuhya, sedihnyaa tuh gara-gara
gabisa ikut foto sama pialanya, liat deh, sedih...’Where am I?’ oh iya, Gaby
juga gaada ‘Meni sehati Gab’
Yang membuat aku
semakin bersyukur tuh ya, Selang 1 hari setelah lomba kan pembagian rapor, ada
apel dulu di lapangan sekolah , dan aku terpanggil menjadi juara baca
puisi...Hihi, senangnya, namun aku pun harus membaca puisi di depan teman-teman
1 sekolah, pikirku ya biarlah, gaboleh malu. Dan makin makin bersyukur nya lagi
aku dapet uang...,yeaaay wkwk, maka dari itu aku bisa beli sesuatu yang sudah
lama kudambakan. Setelahnya aku Alhamdulillah dapat juara kelas semester 5 dan
Juara Umum..Pada hari itu aku sangat sangat bersyukur pada Sang illahi
Rabbi...Jazakallah Khairan Katsiran...
FABIAYYIALAA
IRABBIKUMA TUKAZZIBAN.... :’)
Semangat
terus!Gantungkan mimpi setinggi mungkin, berjuang dan berusaha keras...Gapai
prestasimu...:’)
MUDAHKANLAH
HAMBA YAA RABB....
Aamiin Aamiin YRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar