Rabu, 15 Juni 2016

HARUS BERSYUKUR


Bismillahirrahmanirrahim, yuhuuuu. Kali ini ceritaku berhubungan dengan saat aku diberi kesempatan untuk menjadi wakil dalam perlombaan puisi Aksi Sekolah Bersih Narkoba. Jadi, cerita awalnya tuh, aku hanya sekadar dipaksa ikut event yang katanya bergengsi ini, inget banget, orang perama yang memaksa aku adalah Pa Uus Suhara selaku kesiswaan, sebelumnya emang udah kenal sih, yaaa intinya harus bersyukur dong dan untungnya tuh walaupun aku mikir-mikir dulu apa mau ikut atau engga mengingat posisi setelah UAS ‘Ingin bebas’ akhirnya aku memutuskan untuk ikut, hehe. Dari pertama sih ga ngincer hadiahnya, karena emang gatau, ya aku mikirnya ‘kalo rezeki mah, InsyaAllah ga kemana...’ . Oh iya, syukur, sekolah yang bertanding sejawaBarat dalam rangka ASBN ini adalah 10 sekolah yang udah diseleksi ketat, pokoknya SMAN 2 Cimahi masuk ke wilayah IV Jabar bersama SMA Parongpong. Alhamdulillah yaJ. Oh iya pertimbangan Pa Uus memberikan aku kesempatan, karena sebelumnya aku menjuarai lomba puisi tk sekolah, sebenernya lombanya itu hanya ‘lomba membuat puisi’ sedangkan di event ini lomba membaca puisi, beda konteks seharusnya, ada seleksi lagi seharusnya, ya bersyukur aja sih...Puisi aku itu berjudul Generasi Penoreh Sejuta Prestasi, ini dia:

‘GENERASI PENOREH SEJUTA PRESTASI’

Detik demi detik berjalan...
Naungi kehidupan yang digariskan
Penuh cobaan juga tantangan
Oleh dinamika zaman yang tak karuan

Kami....Muda mudi anak negeri
Dihadapkan oleh banyak perusak diri
Mulai dari ganja, heroin sampai ekstasi
Yang lumpuhkan  masa depan juga mimpi

Siapa bilang... Narkoba mau kami?
Siapa bilang...Narkoba teman  kami?
Mereka jebakan bagi kami!
Yang siap datang  jika kami lengah diri!

Narkoba bak jelmaan setan
Yang mendorong pada jurang kenistaan
Dipenuhi kebencian setiap insan
Dan akhirnya, limbung dalam kematian

Narkoba jadikan hidup tak punya arti
Kehilangan semua yang terkasihi
Mendekam di balik jeruji besi,
Menyepi sendiri...
Hingga tak kenal siapa diri

Kami muda mudi anak negeri
Tak ingin lahirkan generasi penuh kontroversi
Kami muda mudi anak negeri
Ingin lahirkan generasi cerdas yang menoreh sejuta prestasi


MARI MAWAS DIRI TUK JAUHI NARKOBA...
YAKINLAH, MASA DEPAN PASTI BAHAGIA!
SAY NO TO DRUG!

Mulanya udah rada pede sama puisi ini, tapi aku tuh berfikir ulang, dengan syarat durasi pembacaan puisi bisa aja sih baca puisi ini, tapi kemungkinan hanya sekitar 5 menitan, akhirnya di luar rencana, aku membuat lagi puisi lain, itu pun atas saran Pak Tito, guru seniku. Setelah dibaca pak Tito, katanya ‘ya Lumayan, asal bacanya bagus aja’, akhirnya aku termotivasi untuk latihan keras, dengan mengerahkan segala kemampuanku, aku mencoba menghilangkan rasa malu, latihan setiap hari di depan kaca, 2 minggu sebelum hari H. Oh iya puisi baru nya berjudul ‘Asa Yang Hilang’, terkesan lebih simpel dan keren. Ya ngga?heheheh. Ini dia:

ASA YANG HILANG
Karya : Retta Farah Pramesti
Tetes embun pagi
Riak sang mentari
Lembayung di senja hari
Hingga gelap terlalui
Adalah waktu penuh arti
Sebelum diri ini menyepi...sendiri...
Gemilang hari punya asa
Kulalui kisah dengan bahagia
Penuh suka, dan canda tawa
Bersama saudara dan keluarga
Ku songsong hidup penuh kisah
Asaku yang kian membuncah
Hingga berakhir di ruang pasrah
Sebab serbuk itu bersimbah
Carut marut kisah ini jadinya
Pil ekstasi dan ganja penenang jiwa
Buat diri meronta dan mendera
Torehkan luka dan derita

Aku sang penggenggam asa
Ternoda dengan nafsu dunia
Si narkoba yang hina
Obat yang ku salah guna
Kini aku jadi pecandu narkoba
Penuhi kantuk dan lapar dengan amfetamina
LSD dan THC adalah fantasi jiwa
Narkoba...oh narkoba penuh cinta...
Hari demi hari tanpa asa
Terus bergulir sampai ku gila
Dekap diri dalam bahagia yang nista
Hingga muncul problema lainnya 
Lemah dan tak karuan tubuh ini
Bronchitis menjadi-jadi
Mental hilang terenggut sendiri
Gagal raih masa depan juga mimpi
Narkoba...Narkoba...Narkoba...Narkoba...

Sarafku seakan putus
Ganggu traktur urinarius
Tulang terkikis dan keropos
Paru-paru tak bisa bernafas

Mata memerah bak lautan darah
Jalan sempoyongan tak terarah
Aksi kriminal jadi titah
budak iblis penuh gelisah
Bangsaku pasti malu sejadinya
Orang tua menangis kecewa
Saudara mencela dan menghina
Tuhaaaaan....dimana kau berada....
Kini kakhiri kisah asa yang tak pasti
Menyepi...sendiri...di balik jeruji besi
Hampa dan hitam hidup ini
Kututup mata dengan dosa yang menghantui


MASA DEPAN DI TANGAN ANDA
JANGAN BIARKAN DIRI ANDA DALAM KISAH YANG SAMA
MARI JADI GENERASI CERDAS DAN BERWIBAWA
JAUHI NARKOBA, JADI JUARA!

Prestasi YES! Narkoba NO!

Aku ingat sekali, pas aku laporan ke Pa Uus tuh, sekitar tanggal 7 Desember dan lomba katanya tanggal 18 Desember. Seminggu sebelum hari lomba, naskah harus udah dikirim, Alhamdulillah sudah. Hari Lomba ternyata diundur jadi tanggal 20 Desember, sumpah, aku bingung teramat sangat karena di tanggal itu aku sudah punya janji lain, janji yang ga main-main ‘FOTO BOOKLET’ Bayangkan....! Namun, karena baiknya Allah, ia tidak menyatukan waktu kedua acara itu, akhirnya...aku bisa menjalani lomba dahulu dari pukul 06.00-14.00, setelahnya aku diantar foto booklet oleh pak guru sundaku ke Boscha Haus. Alhamdulillah....

Sebenernya tuh ya, pas tampil baca puisi, rada gugup, aku pun belum sempat makan pagi, aku dapat urutan 8, dan tau gaaaa?pas aku baca puisi, perutku berbunyi, aku mencoba menutupi itu dengan tetap fokus membacanya, aku sih ga mengharapkan kemenangan, aku hanya berusaha melakukan semampuku. Dan lagi ga sesuai rencana, mulanya aku menyiapkan dengan instrumen, namun karena hal itu tidak dinilai, aku memutuskan untuk tidak memakainya.

Setibanya aku di Boscha Haus, perasaanku masih gundah, belum tenang, belum tau hasilnya, setidaknya sebelum pergi aku sudah menyemangati Rahma yang ikut lomba penyuluhan dan memberi selamat pada Firman, Banu dan Ikhsan yang sudah duluan tahu jadi Juara 1 CCC. Keren emang. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku

“Ret..Ret...Kamu memang juara puisi!”
Aku tak memperdulikan, kiraku itu bohongan doang, biar aku seneng.
“Beneran ih, juara 1, SMAN 2 Jumum Jabar” tambah KM ku berkata.
Pertama kali, aku langsung ingat Allah seraya berkata Alhamdulillah...terus nge wa mamah bilang ‘Makasih doanya mah’ seketika suasana Boscha Haus terharu, temen-temen pada bilang ‘akhirnya ya Ret...Selamat ya...’ aku hampir saja nangis, ya aku tuh terkenal dengan suka ikut lomba tapi jarang menang. Haha. Kasian...Alhamdulillah.......

Bersyukur, sangat bersyukur, sangat-sangat bersyukur......Tapi tuhya, sedihnyaa tuh gara-gara gabisa ikut foto sama pialanya, liat deh, sedih...’Where am I?’ oh iya, Gaby juga gaada ‘Meni sehati Gab’



Yang membuat aku semakin bersyukur tuh ya, Selang 1 hari setelah lomba kan pembagian rapor, ada apel dulu di lapangan sekolah , dan aku terpanggil menjadi juara baca puisi...Hihi, senangnya, namun aku pun harus membaca puisi di depan teman-teman 1 sekolah, pikirku ya biarlah, gaboleh malu. Dan makin makin bersyukur nya lagi aku dapet uang...,yeaaay wkwk, maka dari itu aku bisa beli sesuatu yang sudah lama kudambakan. Setelahnya aku Alhamdulillah dapat juara kelas semester 5 dan Juara Umum..Pada hari itu aku sangat sangat bersyukur pada Sang illahi Rabbi...Jazakallah Khairan Katsiran...




FABIAYYIALAA IRABBIKUMA TUKAZZIBAN.... :’)

Semangat terus!Gantungkan mimpi setinggi mungkin, berjuang dan berusaha keras...Gapai prestasimu...:’)
MUDAHKANLAH HAMBA YAA RABB....
Aamiin Aamiin YRA

Tidak ada komentar: