Minggu, 04 Januari 2015

Tanpa jejak

Entah bagaimana aku mengawalinya, ini hanya celetuk hati yang tidak bisa dipendam untuk lebih lama lagi. Kebiasaan memendam sudah aku coba buka dari dulu, tapi apa?hasilnya masih nihil. Batin ini seakan tersiksa dengan kebusukan mereka, menampakan semburat cahaya di depan namun berubah jadi awan hitam ketika di belakang, aku jadi tak suka dengan cara mereka. Mengapa tidak bilang saja?apa yang kalian ingin utarakan. Aku salah di bagian mana? apa yang membuat kalian tak ingin dekat denganku lagi.

Huh...aku tahu, aku cukup bersalah untuk  hal itu.

Masih saja untuk mencoba diam dan hanya menunggu detik terhampar mereka mendekatiku tapi apa boleh buat, semua itu hanya harapanku belaka.

Siapa sih yang ingin punya musuh?


Toh hati ini pun sebenarnya membuka lebar kalian untuk bisa jadi temanku, tapi lebarnya pintu hati ini kalah dengan merapatnya pintu hati kalian. Aku cukup tak bisa berhenti memikirkannya lagi.


Kalau saja kalian masih mau mendengarkan maafku, aku janji..aku janji akan menuruti perintah kalian lagi. Saat itu, aku lebih memilih untuk jujur dan tidak memberikan bocoran jawaban pada kalian, karena aku takut kena marah untuk ketiga kalinya.Namun kalian tidak menerima penjelasanku, aku harus apa?

Ini batin yang merasakan, tak pernah bisa lisan berkata sepatah kata pun tentang kalian, hanya bisa terungkap dengan air mata, air mata yang bisa membuktikan kebencian kalian terhadapku sekarang. AKU MENANGIS.

Tolong jangan siksa aku untuk lebih lama lagi, aku tak kuat menanggung kehampaan hidup tanpa kalian, yang sempat dulu dipanggil sahabat.Walau sebenarrnya hanya sahabat tanpa jejak, yang hanya datang saat butuh. Kalian manfaatkan aku..

Mungkin, sekarang...sekarang waktunya kalian bisa berhenti untuk tidak menghabiskan waktu kalian untuk tidak menyiniskan aku, tidak lagi menatapku dengan penuh kebencian, tidak lagi mencoba mencari cara agar aku bisa perlahan mati. Sekarang aku akan mewujudkan apa yang kalian ingin coba lakukan padaku. Terimakasih atas waktu berharganya SAHABAT.


Gadis itu mati dalam dekapan dingin tembok rangan ukuran 3x3m. Di tempat dimana para siswa biasanya buang air, disana ia dikunci tanpa jejak, tak tahu oleh siapa.

Tidak ada komentar: