Minggu, 21 Desember 2014

You're My Destiny

20 Mei 2010
“Mengagumimu” adalah cara indahku untuk menyampaikan segala rasaku padamu.
“Mengagumimu” adalah cara indahku merasa dekat dengan raga dan hatimu.
“Mengagumimu” adalah cara indahku mengharap balasan asa ku yg tak terbalas.
“Mengagumimu” adalah cara indahku yang membuatku kerap masuk dalam ruang kebutaan.
“Mengagumimu” adalah cara indahku mengenalmu lewat angan besarku.
            Rasa ini timbul mendadak, tidak dibuat-buat. Rasa ini mengalir begitu saja, tanpa hambatan. Rasa ini adalah anugerah, bukan musibah. Rasa ini yang buat hidupku sempurna, bukannya menderita.
ANDAI KAU TAHU...
            “YOU ARE MY DESTINY...”
            Sontak itu yang terucap pelan dari bibir ini ketika DIA melewatiku, berjalan lembut sambil memasang wajah dingin, dingin sekali. Jantung ini berdegup kencang bak kuda yang sedang berpacu, pipi ini merona merah bak tomat segar, mata ini terbelalak dan menatap penuh harap, keringat ini mengucur bak air di mata air yang mengalir deras ke sungai.
            Iya, dari sanalah awal hidup rasaku yang tak terbalas. Aku menyukai semua yang ada pada DIRINYA. Tatapannya..Wajah dinginnya..Cara dia bersikap yang sering kuperhatikan tanpa sekalipun dia merasakannya..Juga paras elok dengan sejuta aura kesolehannya.
            Kebiasaannya berjalan dihadapanku sambil memasang wajah dingin menjadi hobi baruku, tuk memandanginya. Dalam sehari DIA bisa lewat di hadapanku 3-5x, entahlah untuk apa yg pasti aku mulai menyukai hobi baruku ini. Tiap kali ia lewat, kepingan rasaku coba ku sinyalkan. Seraya hatiku berdoa “YOU ARE MY DESTINY”.
             Aku percaya Takdir Tuhan itu nyata, tak ada salahnya bukan untuk beberapa detik berdoa seperti itu. Bayangkan, dalam sehari jikalau dia lewat di hadapanku sebanyak 5x, lalu aku terus berdoa dengan kata-kata itu. Dalam satu minggu terkumpul 35 doa, dalam satu bulan ada 140 doa dan dalam setahun mencapai 1680 doa, hanya untuknya. Aku pun mengagungi perkataan ini “Apapun doa yang kau sebut entah itu diucap lisan atau hati insyaAllah malaikat selalu mengaminkan”, Aamiin. 1680 doa terhusus untuknya terbang diantara berjuta-juta doaku dalam setahun, itu bagai perjalanan sperma bukan. “YANG BERUNTUNG YANG MENANG”. Kita adalah pemenang, karena kita hasil sperma pilihan dari berjuta-juta sperma yang diTAKDIRkan Tuhan untuk mengembara hidup di dunia baru. Ya, KEKUATAN TAKDIR! so what we’re must questionable?
            Ya ampun aku sampai lupa mengenali siapa aku karena terlalu asyik mengaguminya, tapi pentingkah itu? Aku hanyalah pengagum lelaki itu, aku hanyalah seorang pemimpi yang tak logis dalam menganalogikan sebuah takdir hidup, aku hanyalah seorang yang punya hobi aneh, aku hanyalah ...
“Sssssst” telunjuk seorang lelaki yang berusia sebaya denganku tertaruh tepat di depan bibirku yang sedari tadi hanya berekeluh kesah atas segala kekuranganku.
“Jangan selalu mengeluh, itu tidak baik. Syukuri pemberian Tuhan, itu adalah TAKDIR terbaik untukmu.” katanya bijak meredakan rasa galauku.
            Dia adalah teman terbaikku. Seseorang yang selalu berusaha membungkam apa yang selalu dikeluhiku, seseorang yang baik untuk menjadi pendengar ataupun pembicara, seseorang yang pengertian, namun kurang peka terhadap perasaan orang dekatnya, seseorang yang mencoba menaati segala perintah Tuhan. Satu kata yang menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA, walau memang tidak ada yang sempurna, ini hanya asumsi pribadiku.
            Sudah lama sekali rasa ini tertanam di ruang rasaku, dan artinya telah beribu doa terucap dari hati kecilku untuknya. Romansa rasa ini lebih sempurna untuk terus tertanam dalam hatiku, ya aku rasa begitu. Nuansa jiwaku seakan makin indah untuk menyimpan seseorang yang pantas disebut indah oleh pandanganku, perkataanku dan perbuatanku. Semakin lama aku mengagumi DIRINYA semakin aku percaya bahwa takdir Tuhan akan tiba semakin dekat, berlabuh pada orang yang tepat, yang selalu berusaha dan selalu berdoa. Bukan pada orang yang hanya bermimpi besar tanpa sedikitpun berusaha dan berdoa.
            Dalam kegelapan gulita malam, tak ada cahaya yang menerangi kecuali cahaya bintang, dalam indah benderangnya siang hari, tak ada cahaya yang mampu mengeringkan pakaian basah kecuali cahaya matahari, juga tak pernah luput cahaya hatimu yang hidup elok di hatiku, menemani kegundahanku, keresahanku. Walau itu hanya sebuah ilusi mati, namun aku percaya Takdir Tuhan segera datang tuk ubah ilusi mati ini jadi nyata adanya.
            Satu waktu aku pernah merasa perasaanku terbongkar olehnya.“Fiuh...”Nafasku lega ketika kurasa dia mengacuhkan kembali perasaanku, ini berkat pengurangan hobi anehku, aku coba kurangi pandanganku. Aku sadar aku adalah seorang muslimah yang sepatutnya “MENJAGA PANDANGAN”. Kini aku lebih banyak menuliskan perasaanku di buku diary yang bersampul nuansa hati berwarna merah pekat.
 “Belum waktunya.” Kata hati kecilku. Butiran rasa yang sempat terurai, coba aku susun lagi.
            Pagi-siang-sore-malam terjadi begitu terus, bersiklus tanpa henti, sampai.. kembali lagi ke pagi berhawa dingin, siang bermandikan cahaya sang surya, sore dipenuhi  si jingga dan malam yg digulitakan oleh rotasi bumi yang bergulir. Tanpa henti berjalan, mengarungi berbagai cuaca mengikuti TAKDIR Tuhan. Sampai nanti berhenti pada akhir kehidupan entah kapan? tiba pagi, siang, sore atau malamkah. Siapa yang tahu? Begitupun dengan rasa ini, entah sampai kapan hidup? Entah.. aku masih setia mengagumi nya, mengagumi orang dekatku. TAKDIR Tuhan belum juga tiba disaat hati kecilku tlah berucap “Inilah waktunya..”.
Teruntukmu Seorang,          
Di Hati Yang Penuh Kekaguman, 20 Mei 2014
            Hey orang yang kukagumi..
            “INILAH WAKTUNYA..” hati kecilku telah berkata.. Lalu apa yang kau tunggu-tunggu lagi, ayo rasakan sinyal kekaguman dari telepatiku. Aku takut, Tuhan memberhentikan waktu disaat kau masih belum peka terhadap rasa ini. 4 tahun aku mengagumimu, 6720 doa telah aku ucapkan padaNya. Mungkinkah aku terlalu berambisi untuk memilikimu? Apa itu sesuatu yang diharamkan karena melawan TAKDIR? Salahkah aku...
            Hey orang yang kukagumi..
            Kita tlah berteman lama, mengarungi setiap kejadian bersama, kau yang menjadi penghumbat kesedihanku disaat aku menangis, yang jadi sandaran ku ketika aku mencari bahu yang pantas dijadikan sandaran terbaik, kau yang memberhentikan setiap apa yang aku keluhi, kau yang selalu kubilang sempurna...
            Hey orang yang kukagumi..
            Apa aku harus berhenti berdoa?Agar Tuhan menghakimiku sebagai seorang yang HANYA BERMIMPI BESAR TANPA SEDIKITPUN BERUSAHA DAN BERDOA & akhirnya Ia takkan pernah mengabulkan doaku untuk senantiasa menjadikan kau sebagai takdirku.
            Entahlah..Mungkin, Tuhan takdirkan rasaku untuk seperti ini terus. Sampai Takdir berkata lainkah? Tapi kapan..? YA! sampai Dia mengubah atau mempercepat garis takdir ini. Aku akan selalu menunggumu...Selalu, sampai TAKDIR BERJALAN SEPERTI YANG KUHARAP. Aku akan megagumimu dengan caraku sendiri. Dengan cara yang indah.
~Orang Dekatmu dan Setia Tuk Mengagumimu~
            Haruskah curahan ini tersampaikan padanya...? Hati kecilku pun berbicara “Jangan.. Jadilah pengagum sejati, sampai Tuhan Menakdirkan hatinya berlabuh untukmu SEORANG dalam waktu dekat ataupun jauh.. doa-doa mu pasti terbalas, percayalah”.

Do’a.. cepatlah menyatu dengan Sang Takdir..aku benar-benar mengaguminya, aku mengaguminya dengan cara indahku ini. ”YOU ARE MY DESTINY”

Tidak ada komentar: