20
Mei 2010
“Mengagumimu”
adalah cara indahku untuk menyampaikan segala rasaku padamu.
“Mengagumimu”
adalah cara indahku merasa dekat dengan raga dan hatimu.
“Mengagumimu”
adalah cara indahku mengharap balasan asa ku yg tak terbalas.
“Mengagumimu”
adalah cara indahku yang membuatku kerap masuk dalam ruang kebutaan.
“Mengagumimu”
adalah cara indahku mengenalmu lewat angan besarku.
Rasa ini timbul mendadak, tidak
dibuat-buat. Rasa ini mengalir begitu saja, tanpa hambatan. Rasa ini adalah anugerah,
bukan musibah. Rasa ini yang buat hidupku sempurna, bukannya menderita.
ANDAI
KAU TAHU...
“YOU ARE MY DESTINY...”
Sontak itu yang terucap pelan dari
bibir ini ketika DIA melewatiku, berjalan lembut sambil memasang wajah dingin,
dingin sekali. Jantung ini berdegup kencang bak kuda yang sedang berpacu, pipi
ini merona merah bak tomat segar, mata ini terbelalak dan menatap penuh harap,
keringat ini mengucur bak air di mata air yang mengalir deras ke sungai.
Iya, dari sanalah awal hidup rasaku
yang tak terbalas. Aku menyukai semua yang ada pada DIRINYA. Tatapannya..Wajah
dinginnya..Cara dia bersikap yang sering kuperhatikan tanpa sekalipun dia
merasakannya..Juga paras elok dengan sejuta aura kesolehannya.
Kebiasaannya berjalan dihadapanku
sambil memasang wajah dingin menjadi hobi baruku, tuk memandanginya. Dalam
sehari DIA bisa lewat di hadapanku 3-5x, entahlah untuk apa yg pasti aku mulai
menyukai hobi baruku ini. Tiap kali ia lewat, kepingan rasaku coba ku sinyalkan.
Seraya hatiku berdoa “YOU ARE MY DESTINY”.
Aku percaya Takdir Tuhan itu nyata, tak ada
salahnya bukan untuk beberapa detik berdoa seperti itu. Bayangkan, dalam sehari
jikalau dia lewat di hadapanku sebanyak 5x, lalu aku terus berdoa dengan kata-kata
itu. Dalam satu minggu terkumpul 35 doa, dalam satu bulan ada 140 doa dan dalam
setahun mencapai 1680 doa, hanya untuknya. Aku pun mengagungi perkataan ini “Apapun doa yang kau sebut entah itu diucap
lisan atau hati insyaAllah malaikat selalu mengaminkan”, Aamiin. 1680 doa
terhusus untuknya terbang diantara berjuta-juta doaku dalam setahun, itu bagai
perjalanan sperma bukan. “YANG BERUNTUNG YANG MENANG”. Kita adalah pemenang,
karena kita hasil sperma pilihan dari berjuta-juta sperma yang diTAKDIRkan
Tuhan untuk mengembara hidup di dunia baru. Ya, KEKUATAN TAKDIR! so what we’re must questionable?
Ya ampun aku sampai lupa mengenali
siapa aku karena terlalu asyik mengaguminya, tapi pentingkah itu? Aku hanyalah
pengagum lelaki itu, aku hanyalah seorang pemimpi yang tak logis dalam
menganalogikan sebuah takdir hidup, aku hanyalah seorang yang punya hobi aneh,
aku hanyalah ...
“Sssssst”
telunjuk seorang lelaki yang berusia sebaya denganku tertaruh tepat di depan
bibirku yang sedari tadi hanya berekeluh kesah atas segala kekuranganku.
“Jangan
selalu mengeluh, itu tidak baik. Syukuri pemberian Tuhan, itu adalah TAKDIR
terbaik untukmu.” katanya bijak meredakan rasa galauku.
Dia
adalah teman terbaikku. Seseorang yang selalu berusaha membungkam apa yang
selalu dikeluhiku, seseorang yang baik untuk menjadi pendengar ataupun
pembicara, seseorang yang pengertian, namun kurang peka terhadap perasaan orang
dekatnya, seseorang yang mencoba menaati segala perintah Tuhan. Satu kata yang
menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA, walau memang tidak ada yang sempurna,
ini hanya asumsi pribadiku.
Sudah lama sekali rasa ini tertanam
di ruang rasaku, dan artinya telah beribu doa terucap dari hati kecilku
untuknya. Romansa rasa ini lebih sempurna untuk terus tertanam dalam hatiku, ya
aku rasa begitu. Nuansa jiwaku seakan makin indah untuk menyimpan seseorang
yang pantas disebut indah oleh pandanganku, perkataanku dan perbuatanku. Semakin
lama aku mengagumi DIRINYA semakin aku percaya bahwa takdir Tuhan akan tiba
semakin dekat, berlabuh pada orang yang tepat, yang selalu berusaha dan selalu
berdoa. Bukan pada orang yang hanya
bermimpi besar tanpa sedikitpun berusaha dan berdoa.
Dalam kegelapan gulita malam, tak
ada cahaya yang menerangi kecuali cahaya bintang, dalam indah benderangnya
siang hari, tak ada cahaya yang mampu mengeringkan pakaian basah kecuali cahaya
matahari, juga tak pernah luput cahaya hatimu yang hidup elok di hatiku, menemani
kegundahanku, keresahanku. Walau itu hanya sebuah ilusi mati, namun aku percaya
Takdir Tuhan segera datang tuk ubah ilusi mati ini jadi nyata adanya.
Satu waktu aku pernah merasa
perasaanku terbongkar olehnya.“Fiuh...”Nafasku lega ketika kurasa dia
mengacuhkan kembali perasaanku, ini berkat pengurangan hobi anehku, aku coba
kurangi pandanganku. Aku sadar aku adalah seorang muslimah yang sepatutnya “MENJAGA
PANDANGAN”. Kini aku lebih banyak menuliskan perasaanku di buku diary yang bersampul nuansa hati
berwarna merah pekat.
“Belum waktunya.” Kata hati kecilku. Butiran
rasa yang sempat terurai, coba aku susun lagi.
Pagi-siang-sore-malam terjadi begitu
terus, bersiklus tanpa henti, sampai.. kembali lagi ke pagi berhawa dingin,
siang bermandikan cahaya sang surya, sore dipenuhi si jingga dan malam yg digulitakan oleh rotasi
bumi yang bergulir. Tanpa henti berjalan, mengarungi berbagai cuaca mengikuti
TAKDIR Tuhan. Sampai nanti berhenti pada akhir kehidupan entah kapan? tiba pagi,
siang, sore atau malamkah. Siapa yang tahu? Begitupun dengan rasa ini, entah sampai
kapan hidup? Entah.. aku masih setia mengagumi nya, mengagumi orang dekatku.
TAKDIR Tuhan belum juga tiba disaat hati kecilku tlah berucap “Inilah
waktunya..”.
Teruntukmu
Seorang,
Di
Hati Yang Penuh Kekaguman, 20 Mei 2014
Hey orang yang kukagumi..
“INILAH WAKTUNYA..” hati kecilku
telah berkata.. Lalu apa yang kau tunggu-tunggu lagi, ayo rasakan sinyal
kekaguman dari telepatiku. Aku takut, Tuhan memberhentikan waktu disaat kau
masih belum peka terhadap rasa ini. 4 tahun aku mengagumimu, 6720 doa telah aku
ucapkan padaNya. Mungkinkah aku terlalu berambisi untuk memilikimu? Apa itu
sesuatu yang diharamkan karena melawan TAKDIR? Salahkah aku...
Hey orang yang kukagumi..
Kita tlah berteman lama, mengarungi
setiap kejadian bersama, kau yang menjadi penghumbat kesedihanku disaat aku
menangis, yang jadi sandaran ku ketika aku mencari bahu yang pantas dijadikan
sandaran terbaik, kau yang memberhentikan setiap apa yang aku keluhi, kau yang
selalu kubilang sempurna...
Hey orang yang kukagumi..
Apa aku harus berhenti berdoa?Agar
Tuhan menghakimiku sebagai seorang yang HANYA BERMIMPI BESAR TANPA SEDIKITPUN
BERUSAHA DAN BERDOA & akhirnya Ia takkan pernah mengabulkan doaku untuk
senantiasa menjadikan kau sebagai takdirku.
Entahlah..Mungkin, Tuhan takdirkan
rasaku untuk seperti ini terus. Sampai Takdir berkata lainkah? Tapi kapan..?
YA! sampai Dia mengubah atau mempercepat garis takdir ini. Aku akan selalu
menunggumu...Selalu, sampai TAKDIR BERJALAN SEPERTI YANG KUHARAP. Aku akan
megagumimu dengan caraku sendiri. Dengan cara yang indah.
~Orang
Dekatmu dan Setia Tuk Mengagumimu~
Haruskah
curahan ini tersampaikan padanya...? Hati kecilku pun berbicara “Jangan..
Jadilah pengagum sejati, sampai Tuhan Menakdirkan hatinya berlabuh untukmu SEORANG
dalam waktu dekat ataupun jauh.. doa-doa mu pasti terbalas, percayalah”.
Do’a.. cepatlah menyatu dengan Sang
Takdir..aku benar-benar mengaguminya, aku mengaguminya dengan cara indahku ini.
”YOU ARE MY DESTINY”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar